AS Tarik Jet Bomber B-1 Penggempur ISIS dari Timur Tengah
A
A
A
DOHA - Pesawat jet bomber B-1, salah satu pesawat jet terbesar dan paling diandalkan Amerika Serikat (AS) dalam menggempur ISIS ditarik dari operasinya di Timur Tengah.
Demikian disampaikan komandan Komando Pusat Angkatan Udara AS, Letnan Jenderal Charles Brown Jr, seperti dikutip CNN, Sabtu (20/2/2016). Pesawat jet pengebom B-1 itu telah dikirim pulang ke AS setelah jadi menjalani misi tempur di Irak dan Suriah.
Pesawat jet dengan empat mesin itu ditarik karena menjalani upgrade di kokpit. Brown dalam keterangan video kepada wartawan dari Pangkalan Udara Al-Udeid, Qatar, mengaku belum bisa memastikan sampai kapan pesawat andalan AS itu “dikandangkan”.
Aksi pesawat jet B-1 telah mendapat banyak pujian dalam operasi memerangi kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) karena akurasinya dalam menyerang target.
Berbicara dalam “Air Force Association's Air & Space Conference and Technology Exposition” pada September lalu, Wakil Asisten Kepala Staf Angkatan Udara AS, Letnan Jenderal John W. Hesterman III, pernah memberi petunjuk tentang kemampuan jet B-1.
Menurutnya, pesawat jet B-1 dalam operasi di Irak dan Suriah telah menyerang 80 sasaran dalam 20 menit secara siginifikan.
Jet B-1 beraal dari Pangkalan Udara Ellsworth di South Dakota, yang merupakan rumah bagi 27 pesawat pengebom. Dalam enam bulan terakhir pesawat jet B-1 meluncurkan 490 sorti terhadap basis ISIS. Menurut rilis dari pangkalan udara tersebut, sebanyak 3.800 amunisi telah ditembakkan pada 3.700 target.
Brown mengatakan pesawat tempur lain milik AS dan milik anggota koalisi akan menggantikan misi jet B-1 selama pesawat itu menjalani upgrade.
”Kami benar-benar memiliki banyak kapasitas dengan platform lain," katanya. "Kami kehilangan mungkin sedikit fleksibilitas. (Jet) B-1 adalah pekerja keras. Fakta, bahwa itu dapat membawa banyak senjata karena dapat dan tinggal di udara selama (jet) itu bisa,” ujarnya.
Demikian disampaikan komandan Komando Pusat Angkatan Udara AS, Letnan Jenderal Charles Brown Jr, seperti dikutip CNN, Sabtu (20/2/2016). Pesawat jet pengebom B-1 itu telah dikirim pulang ke AS setelah jadi menjalani misi tempur di Irak dan Suriah.
Pesawat jet dengan empat mesin itu ditarik karena menjalani upgrade di kokpit. Brown dalam keterangan video kepada wartawan dari Pangkalan Udara Al-Udeid, Qatar, mengaku belum bisa memastikan sampai kapan pesawat andalan AS itu “dikandangkan”.
Aksi pesawat jet B-1 telah mendapat banyak pujian dalam operasi memerangi kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) karena akurasinya dalam menyerang target.
Berbicara dalam “Air Force Association's Air & Space Conference and Technology Exposition” pada September lalu, Wakil Asisten Kepala Staf Angkatan Udara AS, Letnan Jenderal John W. Hesterman III, pernah memberi petunjuk tentang kemampuan jet B-1.
Menurutnya, pesawat jet B-1 dalam operasi di Irak dan Suriah telah menyerang 80 sasaran dalam 20 menit secara siginifikan.
Jet B-1 beraal dari Pangkalan Udara Ellsworth di South Dakota, yang merupakan rumah bagi 27 pesawat pengebom. Dalam enam bulan terakhir pesawat jet B-1 meluncurkan 490 sorti terhadap basis ISIS. Menurut rilis dari pangkalan udara tersebut, sebanyak 3.800 amunisi telah ditembakkan pada 3.700 target.
Brown mengatakan pesawat tempur lain milik AS dan milik anggota koalisi akan menggantikan misi jet B-1 selama pesawat itu menjalani upgrade.
”Kami benar-benar memiliki banyak kapasitas dengan platform lain," katanya. "Kami kehilangan mungkin sedikit fleksibilitas. (Jet) B-1 adalah pekerja keras. Fakta, bahwa itu dapat membawa banyak senjata karena dapat dan tinggal di udara selama (jet) itu bisa,” ujarnya.
(mas)