Jelang Valentine Day, Menkes Libanon Minta Warga Tak Ciuman
A
A
A
BEIRUT - Menteri Kesehatan Libanon, Wael Abou Faour, dalam konferensi pers meminta warga tidak berciuman untuk mencegah penyebaran virus flu babi. Tapi, permintaan itu disalapahami warga Libanon yang bersiap menyambut Valentine Day atau Hari Kasih Sayang.
“Tidak ada kebutuhan untuk langkah-langkah khusus guna mengatasi virusdengan menyerukan agar menghindari berciuman, kecuali dalam kasus kebutuhan tertentu,” kata Faour. “Vaksin flu biasa diperlukan untuk mengobati virus H1N1,” lanjut dia.
Menteri Libanon itu menambahkan bahwa flu babi sejauh ini telah menyebabkan kematian empat orang di Libanon.
Tapi, banyak warga Libanon yang bersiap menyambut Valentine Day salah paham dengan imbauan tak berciuman dari sang menteri. Imbauan itu justru dianggap lelucon.
”Itu seperti sebuah lelucon, dan sebagai warga Libanon saya tahu bahwa tidak ada yang akan mengikuti permintaannya dengan atau tanpa Valentine (Day),” kata Rania el-Khatib, seorang warga Libanon.
Menteri Libanon itu justru jadi sasaran ejekan di Twitter. Para pengguna Twitter ramai-ramai mengampanyekan hastag #kissforfaour dan mengumbar gambar satire dan meme orang berciuman.
Pencipta hastag #kissforfaour , Michelle Hamaoui, mengatakan bahwa dia telah terinspirasi oleh hastag #Stripforjackie, yang populer 2014. Hastag itu untuk mendukung seorang pemain ski Libanon yang foto telanjang dada atau topless yang telah memicu kontroversi di negara itu.
”Beberapa orang bereaksi dengan mengatakan 'semua yang Anda lakukan adalah membuat lelucon' tapi dengan berpikir (bahwa) menghindari berciuman saja adalah tindakan pencegahan keamanan yang cukup konyol,” ujar Hamaoui kepada Al Arabiya, semalam.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan bahwa virus flu babi dapat menular melalui kegiatan seperti berciuman. Namun, beberapa tindakan pencegahan bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terinfeksi virus itu.
”Menggunakan tangan yang bersih dan menjaga jarak sosial dari orang-orang yang mengalami gejala flu, serta vaksinasi dengan vaksin flu untuk orang yang berisiko tinggi seperti orang tua, orang dengan penyakit kronis; seperti penyakit jantung, diabetes, asma dan lain-lain, serta wanita hamil,” kata WHO melalui seorang juru bicara.
“Tidak ada kebutuhan untuk langkah-langkah khusus guna mengatasi virusdengan menyerukan agar menghindari berciuman, kecuali dalam kasus kebutuhan tertentu,” kata Faour. “Vaksin flu biasa diperlukan untuk mengobati virus H1N1,” lanjut dia.
Menteri Libanon itu menambahkan bahwa flu babi sejauh ini telah menyebabkan kematian empat orang di Libanon.
Tapi, banyak warga Libanon yang bersiap menyambut Valentine Day salah paham dengan imbauan tak berciuman dari sang menteri. Imbauan itu justru dianggap lelucon.
”Itu seperti sebuah lelucon, dan sebagai warga Libanon saya tahu bahwa tidak ada yang akan mengikuti permintaannya dengan atau tanpa Valentine (Day),” kata Rania el-Khatib, seorang warga Libanon.
Menteri Libanon itu justru jadi sasaran ejekan di Twitter. Para pengguna Twitter ramai-ramai mengampanyekan hastag #kissforfaour dan mengumbar gambar satire dan meme orang berciuman.
Pencipta hastag #kissforfaour , Michelle Hamaoui, mengatakan bahwa dia telah terinspirasi oleh hastag #Stripforjackie, yang populer 2014. Hastag itu untuk mendukung seorang pemain ski Libanon yang foto telanjang dada atau topless yang telah memicu kontroversi di negara itu.
”Beberapa orang bereaksi dengan mengatakan 'semua yang Anda lakukan adalah membuat lelucon' tapi dengan berpikir (bahwa) menghindari berciuman saja adalah tindakan pencegahan keamanan yang cukup konyol,” ujar Hamaoui kepada Al Arabiya, semalam.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan bahwa virus flu babi dapat menular melalui kegiatan seperti berciuman. Namun, beberapa tindakan pencegahan bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terinfeksi virus itu.
”Menggunakan tangan yang bersih dan menjaga jarak sosial dari orang-orang yang mengalami gejala flu, serta vaksinasi dengan vaksin flu untuk orang yang berisiko tinggi seperti orang tua, orang dengan penyakit kronis; seperti penyakit jantung, diabetes, asma dan lain-lain, serta wanita hamil,” kata WHO melalui seorang juru bicara.
(mas)