Iran: Segitiga Kejahatan AS, Israel dan Saudi Pencipta Kekacauan
A
A
A
TEHERAN - Militer Iran menyebut Amerika Serikat (AS), rezim Zionis Israel dan Arab Saudi sebagai segitiga kejahatan yang membuat kekacauan. Iran juga menilai kesediaan Saudi menginvasi Suriah mencerminkan kegagalan AS.
Pernyataan itu dilontarkan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mayor Jenderal Hassan Firouzabadi. Menurutnya, Washington telah memprovokasi Riyadh agar menginvasi Suriah.
”Menteri Pertahanan AS (Ashton) Carter mendukung dan memprovokasi Kerajaan Saudi untuk berbaris ke (medan) perang (di Suriah). Ini merupakan indikasi bahwa dia bingung. Ini juga membuktikan tanpa keraguan bahwa mereka telah gagal,” kata Firouzabadi pada hari Senin dalam menanggapi pengumuman Saudi untuk mengirim pasukan darat ke Suriah.
Saudi, lanjut Firouzabadi, akan mengalami kekalahan politik terus-menerus di arena internasional. Dia menyindir anjloknya harga minyak dunia telah menghantam Saudi secara keras.
Jenderal Iran itu juga mengejek AS, Israel dan Saudi yang dia sebut sebagai kelompok kejahatan. ”Segitiga kejahatan AS, rezim Zionis (Israel) dan Al Saud menciptakan kekacauan di Asia Barat dan Afrika Utara, dan bahwa tidak ada negara Muslim yang aman,” katanya, seperti dikutip Sputniknews, Selasa (9/2/2016).
"Quds diduduki rezim (Israel) yang juga bingung dan marah. Bersama dengan rekan-rekan Amerika dan Arab, mereka mecambuk kuda mati, tapi mereka tahu mereka pergi ke mana-mana,” sindir jenderal Iran itu.
Firouzabadi menambahkan, satu-satunya cara untuk meciptakan perdamaian di negara-negara Muslim adalah mencegah orang Amerika dan sekutunya campur tangan dalam urusan internal negara-negara di kawasan itu.
”Kerajaan Saudi dan Amerika Serikat tidak memiliki pilihan lain kecuali melepaskan agresi, pertumpahan darah dan ancaman kosong terhadap negara-negara regional. Mereka juga harus mengubah arah (kebijakan) untuk membantu memulihkan perdamaian dan stabilitas regional,” katanya.
Rencana pengiriman pasukan darat Saudi di Suriah telah dikritik parlemen Rusia, karena bisa menyebabkan destabilisasi pasar minyak global. Namun, AS memuji rencana Saudi itu.
Sedangkan Menteri Luar Negeri Suriah, Walid Al-Muallem mengecam pengumuman dari Saudi.”Intervensi darat di wilayah Suriah tanpa otorisasi pemerintah akan menjadi agresi yang harus dilawan,” katanya.
Pernyataan itu dilontarkan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mayor Jenderal Hassan Firouzabadi. Menurutnya, Washington telah memprovokasi Riyadh agar menginvasi Suriah.
”Menteri Pertahanan AS (Ashton) Carter mendukung dan memprovokasi Kerajaan Saudi untuk berbaris ke (medan) perang (di Suriah). Ini merupakan indikasi bahwa dia bingung. Ini juga membuktikan tanpa keraguan bahwa mereka telah gagal,” kata Firouzabadi pada hari Senin dalam menanggapi pengumuman Saudi untuk mengirim pasukan darat ke Suriah.
Saudi, lanjut Firouzabadi, akan mengalami kekalahan politik terus-menerus di arena internasional. Dia menyindir anjloknya harga minyak dunia telah menghantam Saudi secara keras.
Jenderal Iran itu juga mengejek AS, Israel dan Saudi yang dia sebut sebagai kelompok kejahatan. ”Segitiga kejahatan AS, rezim Zionis (Israel) dan Al Saud menciptakan kekacauan di Asia Barat dan Afrika Utara, dan bahwa tidak ada negara Muslim yang aman,” katanya, seperti dikutip Sputniknews, Selasa (9/2/2016).
"Quds diduduki rezim (Israel) yang juga bingung dan marah. Bersama dengan rekan-rekan Amerika dan Arab, mereka mecambuk kuda mati, tapi mereka tahu mereka pergi ke mana-mana,” sindir jenderal Iran itu.
Firouzabadi menambahkan, satu-satunya cara untuk meciptakan perdamaian di negara-negara Muslim adalah mencegah orang Amerika dan sekutunya campur tangan dalam urusan internal negara-negara di kawasan itu.
”Kerajaan Saudi dan Amerika Serikat tidak memiliki pilihan lain kecuali melepaskan agresi, pertumpahan darah dan ancaman kosong terhadap negara-negara regional. Mereka juga harus mengubah arah (kebijakan) untuk membantu memulihkan perdamaian dan stabilitas regional,” katanya.
Rencana pengiriman pasukan darat Saudi di Suriah telah dikritik parlemen Rusia, karena bisa menyebabkan destabilisasi pasar minyak global. Namun, AS memuji rencana Saudi itu.
Sedangkan Menteri Luar Negeri Suriah, Walid Al-Muallem mengecam pengumuman dari Saudi.”Intervensi darat di wilayah Suriah tanpa otorisasi pemerintah akan menjadi agresi yang harus dilawan,” katanya.
(mas)