Video ISIS Tampilkan Bocah Penggal Sandera Sambil Ancam AS
A
A
A
RAQQA - Sebuah video eksekusi kembali dirilis kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Video itu menunjukkan tentara cilik ISIS keturunan Afrika memenenggal sandera sambil mengancam serdadu Amerika Serikat (AS) dan sekutunya akan bernasib sama.
Sandera yang dieksekusi itu diduga pejuang oposisi moderat Suriah yang mendapat dukungan AS untuk menggulingkan Presiden Suriah Bashar Al-Assad.
Tentara cilik ISIS itu menggunakan bahasa Inggris untuk menyampaikan ancaman. Kelompok pemantau teror mengindentifikasi bocah itu bernama Abu Darda. Sedangkan sandera yang dieksekusi bernama Muhammad Tabsho, seorang pejabat dari kelompok pemberontak Suriah, Levrant Front.
Video berdurasi 18 menit tersebut, seperti dikutip Russia Today, Jumat (5/2/2016)menampilkan pengakuan Tabsho sebelum dia diseret oleh anak laki-laki dan dipaksa untuk berlutut di jalan, di sebuah tempat yang dirahasiakan. Namun, lokasi itu diduga berada di luar Aleppo.
Sebelum eksekusi berlangsung, bocah itu mengancam akan menghancurkan para pemberontak di Suriah yang didanai dan didukung oleh AS. Levant Front dibentuk pada bulan Desember 2014 yang merupakan faksi pemberontak Suriah yang berbasis Aleppo. Kelompok ini melakukan perlawanan terhadap pasukan Assad.
Bocah itu sesumbar siap untuk menghadapi pasukan darat AS jika dikerahkan di Suriah. Meski video itu belum bisa diverifikasi keasliannya secara independen, namun ISIS bukan sekali ini memanfaatkan anak-anak untuk tujuan propaganda.
Sandera yang dieksekusi itu diduga pejuang oposisi moderat Suriah yang mendapat dukungan AS untuk menggulingkan Presiden Suriah Bashar Al-Assad.
Tentara cilik ISIS itu menggunakan bahasa Inggris untuk menyampaikan ancaman. Kelompok pemantau teror mengindentifikasi bocah itu bernama Abu Darda. Sedangkan sandera yang dieksekusi bernama Muhammad Tabsho, seorang pejabat dari kelompok pemberontak Suriah, Levrant Front.
Video berdurasi 18 menit tersebut, seperti dikutip Russia Today, Jumat (5/2/2016)menampilkan pengakuan Tabsho sebelum dia diseret oleh anak laki-laki dan dipaksa untuk berlutut di jalan, di sebuah tempat yang dirahasiakan. Namun, lokasi itu diduga berada di luar Aleppo.
Sebelum eksekusi berlangsung, bocah itu mengancam akan menghancurkan para pemberontak di Suriah yang didanai dan didukung oleh AS. Levant Front dibentuk pada bulan Desember 2014 yang merupakan faksi pemberontak Suriah yang berbasis Aleppo. Kelompok ini melakukan perlawanan terhadap pasukan Assad.
Bocah itu sesumbar siap untuk menghadapi pasukan darat AS jika dikerahkan di Suriah. Meski video itu belum bisa diverifikasi keasliannya secara independen, namun ISIS bukan sekali ini memanfaatkan anak-anak untuk tujuan propaganda.
(mas)