Turki Sangkal Tuduhan Rusia soal Persiapan Menginvasi Suriah
A
A
A
ANKARA - Pemerintah Turki pada Jumat (5/2/2016) menyangkal tuduhan Rusia bahwa mereka sedang mempersiapkan diri untuk menginvasi Suriah.
Turki menuduh balik Rusia sedang menutupi kejahatannya dalam operasi militernya di Suriah yang dikecam oposisi Suriah dan negara-negara pendukung, termasuk Amerika Serikat (AS) dan Inggris.
Tuduhan dari Suriah itu dilontarkan kemarin oleh juru bicara militer Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov.”Semakin banyak tanda-tanda persiapan tersembunyi dari pasukan Turki di dekat perbatasan Suriah,” katanya.
(Baca: Rusia Sebut Turki Berencana Menginvasi Suriah)
Seorang pejabat senior di Kantor Perdana Menteri Turki; Ahmet Davutoglu, mengatakan bahwa Moskow telah meratakan tuduhan untuk mengalihkan perhatian serangan militernya sendiri di Suriah. Turki dan Rusia terus bersitegang sejak pesawat tempur F-16 Turki menembak jatuh pesawat pengebom Rusia di perbatasan Suriah-Turki pada November 2015 lalu.
Rusia telah menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Turki karena Ankara menolak meminta maaf atas penembakan pesawat tersebut. Perseteruan juga diwarnai rentetan tuduhan dari Rusia bahwa Turki membeli minyak curian dari kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
”Rusia mencoba untuk menyembunyikan kejahatan mereka di Suriah,” kata pejabat kantor PM Turki yang menolak diidentifikasi oleh Reuters.
”Mereka hanya mengalihkan perhatian dari serangan mereka terhadap warga sipil. Turki memiliki semua hak untuk mengambil langkah-langkah untuk melindungi keamanan sendiri,” lanjut pejabat itu.
Sebelumnya, saat berbicara pada konferensi donor untuk Suriah di London, Davutoglu menuduh pasukan rezim Rusia dan Suriah telah memotong koridor kemanusiaan antara Turki dan Kota Aleppo, Suriah, dan mencari penduduk kota yang kelaparan agar tunduk.
“Koridor logistik kemanusiaan ini sekarang di bawah invasi pasukan asing dan pasukan rezim (dengan) dukungan pesawat tempur Rusia,” kata Davutoglu. ”Apa yang mereka ingin lakukan di Aleppo hari ini adalah persis apa yang mereka lakukan di Madaya sebelumnya, pengepungan (untuk membuat) kelaparan.”
Turki menuduh balik Rusia sedang menutupi kejahatannya dalam operasi militernya di Suriah yang dikecam oposisi Suriah dan negara-negara pendukung, termasuk Amerika Serikat (AS) dan Inggris.
Tuduhan dari Suriah itu dilontarkan kemarin oleh juru bicara militer Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov.”Semakin banyak tanda-tanda persiapan tersembunyi dari pasukan Turki di dekat perbatasan Suriah,” katanya.
(Baca: Rusia Sebut Turki Berencana Menginvasi Suriah)
Seorang pejabat senior di Kantor Perdana Menteri Turki; Ahmet Davutoglu, mengatakan bahwa Moskow telah meratakan tuduhan untuk mengalihkan perhatian serangan militernya sendiri di Suriah. Turki dan Rusia terus bersitegang sejak pesawat tempur F-16 Turki menembak jatuh pesawat pengebom Rusia di perbatasan Suriah-Turki pada November 2015 lalu.
Rusia telah menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Turki karena Ankara menolak meminta maaf atas penembakan pesawat tersebut. Perseteruan juga diwarnai rentetan tuduhan dari Rusia bahwa Turki membeli minyak curian dari kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
”Rusia mencoba untuk menyembunyikan kejahatan mereka di Suriah,” kata pejabat kantor PM Turki yang menolak diidentifikasi oleh Reuters.
”Mereka hanya mengalihkan perhatian dari serangan mereka terhadap warga sipil. Turki memiliki semua hak untuk mengambil langkah-langkah untuk melindungi keamanan sendiri,” lanjut pejabat itu.
Sebelumnya, saat berbicara pada konferensi donor untuk Suriah di London, Davutoglu menuduh pasukan rezim Rusia dan Suriah telah memotong koridor kemanusiaan antara Turki dan Kota Aleppo, Suriah, dan mencari penduduk kota yang kelaparan agar tunduk.
“Koridor logistik kemanusiaan ini sekarang di bawah invasi pasukan asing dan pasukan rezim (dengan) dukungan pesawat tempur Rusia,” kata Davutoglu. ”Apa yang mereka ingin lakukan di Aleppo hari ini adalah persis apa yang mereka lakukan di Madaya sebelumnya, pengepungan (untuk membuat) kelaparan.”
(mas)