Pemberontak Burundi Mengaku Dilatih Militer Rwanda
A
A
A
NEW YORK - Sebuah laporan rahasia kepada Dewan Keamanan PBB menuduh Rwanda merekrut dan melatih para pengungsi Burundi dengan tujuan mengusir Presiden Burundi Pierre Nkurunziza. Laporan ini muncul di tengah kekhawatiran memburuknya kekerasan politik bisa meningkat menjadi kekejaman massal.
Dalam laporan dari para ahli itu terdapat kesaksian kuat bahwa Rwanda mencampuri urusan dalam negeri Burundi. Para ahli mengatakan, mereka telah berbicara dengan 18 pejuang Burundi di provinsi South Kivu timur Kongo.
"Mereka semua mengatakan kepada kelompok ahli bahwa mereka telah direkrut di Kamp Pengungsi Mahama di Rwanda timur pada Mei dan Juni 2015 dan diberi dua bulan pelatihan militer oleh instruktur, termasuk personel militer Rwanda," menurut laporan tersebut, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (4/2/2016).
Burundi dan Rwanda memiliki campuran etnis yang sama, sekitar 85 persen orang Hutu dan Tutsi 15 persen. Sebuah perang saudara 12 tahun di Burundi, yang berakhir pada tahun 2005, mengadu tentara yang dipimpin Tutsi melawan kelompok pemberontak Hutu.
Duta Besar Rwanda untuk PBB, Eugene Gasana, menolak tuduhan terhadap Kigali terkandung dalam laporan tersebut. "Ini merusak kredibilitas Kelompok Ahli, yang tampaknya telah memperpanjang mandat sendiri, tapi rupanya menyelidiki Burundi," katanya.
Dalam laporan dari para ahli itu terdapat kesaksian kuat bahwa Rwanda mencampuri urusan dalam negeri Burundi. Para ahli mengatakan, mereka telah berbicara dengan 18 pejuang Burundi di provinsi South Kivu timur Kongo.
"Mereka semua mengatakan kepada kelompok ahli bahwa mereka telah direkrut di Kamp Pengungsi Mahama di Rwanda timur pada Mei dan Juni 2015 dan diberi dua bulan pelatihan militer oleh instruktur, termasuk personel militer Rwanda," menurut laporan tersebut, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (4/2/2016).
Burundi dan Rwanda memiliki campuran etnis yang sama, sekitar 85 persen orang Hutu dan Tutsi 15 persen. Sebuah perang saudara 12 tahun di Burundi, yang berakhir pada tahun 2005, mengadu tentara yang dipimpin Tutsi melawan kelompok pemberontak Hutu.
Duta Besar Rwanda untuk PBB, Eugene Gasana, menolak tuduhan terhadap Kigali terkandung dalam laporan tersebut. "Ini merusak kredibilitas Kelompok Ahli, yang tampaknya telah memperpanjang mandat sendiri, tapi rupanya menyelidiki Burundi," katanya.
(ian)