Prancis Ancang-ancang Mengakui Negara Palestina
A
A
A
PARIS - Pemerintah Prancis ancang-ancang untuk mengakui negara Palestina. Pengakuan itu akan diberikan Prancis jika upaya damai antara Israel dan Palestina terus mengalami kegagalan.
Demikian disampaikan Menteri Luar Negeri Prancis, Laurent Fabius. Prancis mulai kesal dengan tindakan Israel yang terus memperluas pembangunan pemukiman warga Yahudi di Tepi Barat yang tercatat sebagai wilayah Palestina.
”Jika upaya ini untuk mencapai solusi yang dirundingkan mencapai jalan buntu, kami akan mengambil tanggung jawab dan mengakui negara Palestina,” kata Fabius pada hari Jumat.
Fabius dalam konferensi pers mengatakan, sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, Prancis memiliki tugas untuk menjaga upaya damai guna menemukan solusi dua negara antara Israel dan Palestina.
”Prancis akan terlibat dalam beberapa minggu mendatang terkait penyusunan konferensi internasional guna menyatukan para pihak dan mitra utama mereka, (seperti) Amerika, Eropa, Arab, terutama untuk melestarikan dan membuat solusi dua negara,” lanjut Fabius, seperti dikutip Reuters, Sabtu (30/1/2016).
Menlu Fabius berharap konferensi perdamaian internasional akan dihadiri oleh Israel dan Palestina, yang belum berbicara sejak 2014. Dia juga beharap upaya yang sama dari Amerika Serikat, negara-negara Uni Eropa dan negara-negara Arab.
”Sayangnya, pembangunan pemukiman (Israel) terus berlanjut. Kita tidak harus membiarkan solusi dua negara terurai,” katanya.
Seorang pejabat Israel yang menolak disebutkan namanya telah mengatakan kepada seorang wartawan untuk surat kabar Haaretz, bahwa inisiatif perdamaian dari Prancis akan ditolak. Alasannya, solusi dari Prancis hanya akan mendorong Palestina untuk menghindari negosiasi langsung dengan Israel.
Demikian disampaikan Menteri Luar Negeri Prancis, Laurent Fabius. Prancis mulai kesal dengan tindakan Israel yang terus memperluas pembangunan pemukiman warga Yahudi di Tepi Barat yang tercatat sebagai wilayah Palestina.
”Jika upaya ini untuk mencapai solusi yang dirundingkan mencapai jalan buntu, kami akan mengambil tanggung jawab dan mengakui negara Palestina,” kata Fabius pada hari Jumat.
Fabius dalam konferensi pers mengatakan, sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, Prancis memiliki tugas untuk menjaga upaya damai guna menemukan solusi dua negara antara Israel dan Palestina.
”Prancis akan terlibat dalam beberapa minggu mendatang terkait penyusunan konferensi internasional guna menyatukan para pihak dan mitra utama mereka, (seperti) Amerika, Eropa, Arab, terutama untuk melestarikan dan membuat solusi dua negara,” lanjut Fabius, seperti dikutip Reuters, Sabtu (30/1/2016).
Menlu Fabius berharap konferensi perdamaian internasional akan dihadiri oleh Israel dan Palestina, yang belum berbicara sejak 2014. Dia juga beharap upaya yang sama dari Amerika Serikat, negara-negara Uni Eropa dan negara-negara Arab.
”Sayangnya, pembangunan pemukiman (Israel) terus berlanjut. Kita tidak harus membiarkan solusi dua negara terurai,” katanya.
Seorang pejabat Israel yang menolak disebutkan namanya telah mengatakan kepada seorang wartawan untuk surat kabar Haaretz, bahwa inisiatif perdamaian dari Prancis akan ditolak. Alasannya, solusi dari Prancis hanya akan mendorong Palestina untuk menghindari negosiasi langsung dengan Israel.
(mas)