Pentagon: Banyak Anggota Koalisi AS Tak Berbuat Apa-apa pada ISIS
A
A
A
DAVOS - Pentagon atau Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa banyak negara anggota koalisi yang dipimpin AS tidak melakukan apa-apa untuk melawan ISIS. Padahal, jumlah anggota koalisi itu mencapai 65 negara.
Demikian disampaikan Kepala Pentagon, Ashton Carter. Menurut Carter, koalisi 65 negara itu membawa slogan “satu misi banyak negara”, namun serangan terhadap kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) hanya didominasi AS.
”Banyak dari mereka tidak melakukan (tindakan) cukup, atau tidak melakukan apa-apa,” kata Carter dalam sebuah wawancara dengan CNBC, di sela-sela Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.
”Kami bisa melakukan banyak diri kami sendiri. (Tapi) kami sedang mencari orang lain untuk memainkan peran mereka,” lanjut Carter, yang dilansir Sabtu (23/1/2016).
Dalam wawancara terpisah dengan Bloomberg TV, Carter menyoroti frustrasi Pentagon setelah mitra –mitra AS khususnya negara-negara Arab dengan mayoritas warga kaum Sunni tidak melakukan tindakan yang cukup untuk melawan ISIS.
”Kami perlu orang lain untuk membawa ‘berat badan’ mereka, seharusnya tidak ada pengendara bebas,” sindir Carter terhadap sekutu-sekutu AS. Carter telah menghabiskan minggu terakhirnya di Eropa, terutama di Paris, di mana dia berusaha untuk membujuk sekutu-sekutu AS untuk meningkatkan upaya mereka melawan kelompok ISIS.
Carter menyerukan beberapa sekutu Timur Tengah, seperti Turki, untuk meningkatkan perjuangannya melawan jihadis ISIS. Turki menjadi negara yang disebut Carter, karena Ankara mengizinkan AS untuk menggunakan Incirlik, sebuah pangkalan udara di wilayah selatan sebagai fasilitas untuk menyerang target-target ISIS di Irak dan Suriah.
Meski sudah memberi izin penggunaan fasilitas itu,Carter tetap mendesak Turki untuk berbuat lebih banyak guna mengamankan perbatasannya dengan Suriah. ”Turki adalah teman lama kita," katanya.
Demikian disampaikan Kepala Pentagon, Ashton Carter. Menurut Carter, koalisi 65 negara itu membawa slogan “satu misi banyak negara”, namun serangan terhadap kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) hanya didominasi AS.
”Banyak dari mereka tidak melakukan (tindakan) cukup, atau tidak melakukan apa-apa,” kata Carter dalam sebuah wawancara dengan CNBC, di sela-sela Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.
”Kami bisa melakukan banyak diri kami sendiri. (Tapi) kami sedang mencari orang lain untuk memainkan peran mereka,” lanjut Carter, yang dilansir Sabtu (23/1/2016).
Dalam wawancara terpisah dengan Bloomberg TV, Carter menyoroti frustrasi Pentagon setelah mitra –mitra AS khususnya negara-negara Arab dengan mayoritas warga kaum Sunni tidak melakukan tindakan yang cukup untuk melawan ISIS.
”Kami perlu orang lain untuk membawa ‘berat badan’ mereka, seharusnya tidak ada pengendara bebas,” sindir Carter terhadap sekutu-sekutu AS. Carter telah menghabiskan minggu terakhirnya di Eropa, terutama di Paris, di mana dia berusaha untuk membujuk sekutu-sekutu AS untuk meningkatkan upaya mereka melawan kelompok ISIS.
Carter menyerukan beberapa sekutu Timur Tengah, seperti Turki, untuk meningkatkan perjuangannya melawan jihadis ISIS. Turki menjadi negara yang disebut Carter, karena Ankara mengizinkan AS untuk menggunakan Incirlik, sebuah pangkalan udara di wilayah selatan sebagai fasilitas untuk menyerang target-target ISIS di Irak dan Suriah.
Meski sudah memberi izin penggunaan fasilitas itu,Carter tetap mendesak Turki untuk berbuat lebih banyak guna mengamankan perbatasannya dengan Suriah. ”Turki adalah teman lama kita," katanya.
(mas)