Bela Eksekusi, Menlu Saudi Sebut Nimr Teroris Bukan Ulama
A
A
A
RIYADH - Menteri Luar Negeri (Menlu) Arab Saudi; Adel Al-Jubeir, membela pelaksanaan eksekusi terhadap Nimr Baqir Al-Nimr yang dikenal sebagai ulama Syiah. Menlu Jubeir blak-blakan menyebut Nimr sebagai sosok teroris.
Nimr merupakan salah satu dari 47 orang yang dieksekusi otoritas Saudi pada awal Januari 2016. Eksekusi itu memicu kemarahan massa di Iran yang akhirnya membakar kantor Kedutaan Besar Saudi di Teheran. Pemerintah Saudi merespons dengan memutus hubungan diplomatik dengan Iran.
”Nimr Al-Nimr adalah teroris, bukan ulama,” kata Jubeir dalam sebuah wawancara dengan penyiar CNN hari Selasa. Menurutnya, Al-Nimr telah merekrut, mendanai, merencanakan dan dia terlibat dalam serangan teror yang menewaskan personel keamanan Saudi.
Menlu Jubeir juga membandingkan sosok Nimr dengan pendiri Al-Qaeda, Osama bin Laden, yang tewas dalam penggerebekan pasukan khusus Amerika Serikat (AS) di Pakistan setelah buron beberapa tahun sejak serangan terhadap menarak kembar WTC atau serangan 9/11.
Sebelumnya, Mohammed Al-Nimr, putra Nimr membela ayahnya yang dieksekusi otoritas Saudi. Menurutnya, ayahnya hanya berjuang untuk hak-hak semua tahanan politik di Saudi.
”Dia berbicara untuk semua orang, dia tidak berbicara hanya untuk (masyarakat) Syiah. Dia meminta Pemerintah (Saudi) untuk membebaskan semua tahanan politik. Mereka marah karena dia membela orang yang tertindas oleh pemerintah ini,” kata Mohammed Al-Nimr.
Menurutnya, banyak orang menengadah ke ayahnya ketika ia mulai berbicara tentang hak asasi manusia. ”Itu adalah salah satu hal utama yang mereka (Pemerintah Riyadh) tidak suka tentang dia,” ujar Mohammed.
Nimr merupakan salah satu dari 47 orang yang dieksekusi otoritas Saudi pada awal Januari 2016. Eksekusi itu memicu kemarahan massa di Iran yang akhirnya membakar kantor Kedutaan Besar Saudi di Teheran. Pemerintah Saudi merespons dengan memutus hubungan diplomatik dengan Iran.
”Nimr Al-Nimr adalah teroris, bukan ulama,” kata Jubeir dalam sebuah wawancara dengan penyiar CNN hari Selasa. Menurutnya, Al-Nimr telah merekrut, mendanai, merencanakan dan dia terlibat dalam serangan teror yang menewaskan personel keamanan Saudi.
Menlu Jubeir juga membandingkan sosok Nimr dengan pendiri Al-Qaeda, Osama bin Laden, yang tewas dalam penggerebekan pasukan khusus Amerika Serikat (AS) di Pakistan setelah buron beberapa tahun sejak serangan terhadap menarak kembar WTC atau serangan 9/11.
Sebelumnya, Mohammed Al-Nimr, putra Nimr membela ayahnya yang dieksekusi otoritas Saudi. Menurutnya, ayahnya hanya berjuang untuk hak-hak semua tahanan politik di Saudi.
”Dia berbicara untuk semua orang, dia tidak berbicara hanya untuk (masyarakat) Syiah. Dia meminta Pemerintah (Saudi) untuk membebaskan semua tahanan politik. Mereka marah karena dia membela orang yang tertindas oleh pemerintah ini,” kata Mohammed Al-Nimr.
Menurutnya, banyak orang menengadah ke ayahnya ketika ia mulai berbicara tentang hak asasi manusia. ”Itu adalah salah satu hal utama yang mereka (Pemerintah Riyadh) tidak suka tentang dia,” ujar Mohammed.
(mas)