Begini Cara Obama Kontrol Senjata di Amerika
A
A
A
WASHINGTON - Pemerintahan Presiden Barack Obama mengungkapkan serangkaian tindakan eksekutif dalam mengontrol kepemilikan senjata di Amerika Serikat (AS). Tujuan pengontrolan senjata itu untuk mengurangi kekerasan bersenjata yang menewaskan banyak orang di AS.
Pengontrolan senjata oleh rezim Obama itu termasuk menerapkan langkah-langkah dalam membatasi penjualan senjata oleh dealer berlisensi yang diterapkan mulai 4 Januari 2016. Presiden Obama diperkirakan akan mengumumkan paket tindakan eksekutif yang meliputi 10 ketentuan yang terpisah, pada hari ini (5/1/2016).
Biro Penanganan Alkohol, Tembakau, Senjata Api dan Bahan Peledak (ATF) mengatakan, dengan ketentuan baru itu, individu yang terlibat dalam bisnis penjualan senjata api harus mendapatkan lisensi resmi. Latar belakang pembeli senjata juga diperiksa ketat. ”Tujuannya adalah menjaga ‘aktor’ buruk dari senjata api,” kata Jaksa Agung AS, Loretta Lynch, seperti dikutip IB Times.
Persyaratan atau lisensi dari ATF didasarkan pada sejumlah faktor, termasuk apakah para dealer bermotif meraup uang dengan menjual senjata, seberapa cepat mereka menjual senjata dan berapa jumlah senjata yang mereka jual.
”Aturan-aturan ini akan memberikan pemberitahuan yang jelas kepada orang-orang yang mencoba bersembunyi di balik pengecualian yaitu hobi ketika mereka menjual demi keuntungan berbisnis,” ujar Lynch.
Penasihat Gedung Putih, Valerie Jarrett, menegaskan, izin lisensi berlaku untuk semua orang yang terlibat dalam bisnis penjualan senjata.”Tidak peduli di mana Anda melakukan bisnis Anda, di toko, di pameran senjata atau melalui Internet. Jika Anda berada dalam bisnis penjualan senjata api, Anda harus mendapatkan lisensi dan melakukan pemeriksaan latar belakang (pembeli),” katanya.
Pengontrolan senjata oleh rezim Obama itu termasuk menerapkan langkah-langkah dalam membatasi penjualan senjata oleh dealer berlisensi yang diterapkan mulai 4 Januari 2016. Presiden Obama diperkirakan akan mengumumkan paket tindakan eksekutif yang meliputi 10 ketentuan yang terpisah, pada hari ini (5/1/2016).
Biro Penanganan Alkohol, Tembakau, Senjata Api dan Bahan Peledak (ATF) mengatakan, dengan ketentuan baru itu, individu yang terlibat dalam bisnis penjualan senjata api harus mendapatkan lisensi resmi. Latar belakang pembeli senjata juga diperiksa ketat. ”Tujuannya adalah menjaga ‘aktor’ buruk dari senjata api,” kata Jaksa Agung AS, Loretta Lynch, seperti dikutip IB Times.
Persyaratan atau lisensi dari ATF didasarkan pada sejumlah faktor, termasuk apakah para dealer bermotif meraup uang dengan menjual senjata, seberapa cepat mereka menjual senjata dan berapa jumlah senjata yang mereka jual.
”Aturan-aturan ini akan memberikan pemberitahuan yang jelas kepada orang-orang yang mencoba bersembunyi di balik pengecualian yaitu hobi ketika mereka menjual demi keuntungan berbisnis,” ujar Lynch.
Penasihat Gedung Putih, Valerie Jarrett, menegaskan, izin lisensi berlaku untuk semua orang yang terlibat dalam bisnis penjualan senjata.”Tidak peduli di mana Anda melakukan bisnis Anda, di toko, di pameran senjata atau melalui Internet. Jika Anda berada dalam bisnis penjualan senjata api, Anda harus mendapatkan lisensi dan melakukan pemeriksaan latar belakang (pembeli),” katanya.
(mas)