Gadis Cantik Austria Dijadikan Budak Seks ISIS sebelum Dibunuh?

Kamis, 31 Desember 2015 - 09:28 WIB
Gadis Cantik Austria...
Gadis Cantik Austria Dijadikan Budak Seks ISIS sebelum Dibunuh?
A A A
RAQQA - Gadis cantik Austria yang melarikan diri ke Suriah dan bergabung dengan ISIS disebut dijadikan budak seks militan kelompok itu sebelum dipukuli hingga tewas. Gadis remaja itu dibunuh ketika mencoba melarikan diri dari Raqqa, wilayah Suriah yang diklaim “ibu kota” ISIS.

Keterangan terbaru itu muncul dari seorang wanita Tunisia yang melarikan diri dari penyanderaan ISIS. Wanita itu mengaku disandera dengan salah satu dari gadis Austria. Dia mengungkap ada dua gadis Austria yang bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), yaitu Samra Kesinovic dan Sabina Selimovic.

Samra, 17, dan Sabina, 15, menghilang dari rumah mereka di Austria pada tahun 2014. Mereka pergi ke Suriah dan meninggalkan catatan untuk keluarga mereka yang berbunyi; "Jangan mencari kami. Kami akan melayani Tuhan dan kami akan mati untuk Dia”.

Kedua gadis kelahiran Bosnia itu pergi ke Suriah melalui Turki, setelah diduga dicuci otak”-nya oleh seorang pengkhotbah Bosnia, Ebu Tejma di Wina, Austria.


Ketika mereka bergabung dengan ISIS, penampilan keduanya berubah total. Foto kedua gadis itu muncul di media sosial, di mana mereka mengenakan burqa dan membawa senapan serbu Kalashnikov.

Wanita Tunisia yang identitasnya dirahasiakan karena menyangkut keselamatannya, seperti dikutip news.com.au, Kamis (31/12/2015), mengaku dia disandera di sebuah rumah dengan Samra. Menurutnya, Samra dipaksa melayani nafsu “jihadis” ISIS.

Sabina saat bergabung dengan ISIS pernah menuliskan tweet yang berbunyi; ”Di sini saya benar-benar bisa bebas. Saya bisa menjalankan agama saya. Saya tidak bisa melakukan ini di Wina.”

Tapi Sabina dilaporkan tewas dalam pertempuran. Tak lama setelah itu, Samra menulis surat kepada keluarganya bahwa dia muak dengan kebrutalan ISIS dan ingin melarikan diri tapi dia tidak bisa. Pemerintah Austria menolak mengomentari laporan itu, dengan alasan kasus-kasus individu tidak bisa dikomentari.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1038 seconds (0.1#10.140)