Turki Tolak Gabung Kelompok Intelijen Anti-ISIS Bentukan Rusia
A
A
A
ANKARA - Presiden Turki Tayyip Erdogan dikabarkan menolak untuk bergabung dengan kelompok Intelijen anti-ISIS bentukan Rusia. Kelompok itu beranggotakan Rusia, Irak, Iran, dan Suriah, dan berpusat di Baghdad, Irak.
Erdogan mengaku telah mendapatkan udangan untuk bergabung dengan kelompok tersebut dari Presiden Rusia Vladimir Putin. Namun, dirinya mengaku langsung menolak undangan yang diajukan Putin itu.
Melansir Sputnik pada Minggu (17/12), alasan Erdogan menolak undangan Putin dan bergabung dengan kelompok intilijen itu adalah, dirinya tidak mau bekerjasama dengan pemerintah Suriah di bawah pimpinan Bashar al-Assad.
"Suriah, Iran, Irak dan Rusia telah membentuk kuartet dan meminta Turki untuk bergabung dengan mereka. Tapi, saya mengatakan kepada Presiden (Vladimir) Putin bahwa saya tidak bisa duduk di samping Presiden (Assad) yang legitimasinya diragukan," ucap Erdogan.
Kelompok ini dibentuk pada Semptember lalu, dimana Irak, Iran, Suriah dan Rusia, yang ditandai dengan didirikannya pusat informasi di Baghdad untuk mengumpulkan dan analisis intelijen ISIS dan kelompok militan lainnya di Timur Tengah. Pusat ini dijalankan oleh perwakilan militer dari masing-masing negara.
Erdogan mengaku telah mendapatkan udangan untuk bergabung dengan kelompok tersebut dari Presiden Rusia Vladimir Putin. Namun, dirinya mengaku langsung menolak undangan yang diajukan Putin itu.
Melansir Sputnik pada Minggu (17/12), alasan Erdogan menolak undangan Putin dan bergabung dengan kelompok intilijen itu adalah, dirinya tidak mau bekerjasama dengan pemerintah Suriah di bawah pimpinan Bashar al-Assad.
"Suriah, Iran, Irak dan Rusia telah membentuk kuartet dan meminta Turki untuk bergabung dengan mereka. Tapi, saya mengatakan kepada Presiden (Vladimir) Putin bahwa saya tidak bisa duduk di samping Presiden (Assad) yang legitimasinya diragukan," ucap Erdogan.
Kelompok ini dibentuk pada Semptember lalu, dimana Irak, Iran, Suriah dan Rusia, yang ditandai dengan didirikannya pusat informasi di Baghdad untuk mengumpulkan dan analisis intelijen ISIS dan kelompok militan lainnya di Timur Tengah. Pusat ini dijalankan oleh perwakilan militer dari masing-masing negara.
(esn)