Perempuan Jadi Calon yang Dipilih, Saudi Gelar Pemilu Bersejarah
A
A
A
RIYADH - Arab Saudi menggelar Pemilu bersejarah, di mana untuk pertama kalinya para perempuan diizinkan menjadi calon anggota parlemen yang dipilih publik. Pemilu bersejarah itu digelar hari ini (12/12/2015) secara terbuka.
Saudi sebelumnya menjadi negara yang disorot dunia setelah mengeluarkan larangan mengemudi bagi perempuan. Dalam Pemilu kali ini, lebih dari 900 perempuan bersaing untuk kursi di dewan atau parlemen kota.
Para calon anggota parlemen dari kalangan perempuan optimistis menang. ”Sejujurnya, saya tidak melangkah untuk menang,” kata Amal Badreldin al-Sawari, 60, seorang dokter anak perempuan di Riyadh pusat, seperti dikutip AFP. ”Saya pikir saya telah menang dengan menjalani (Pemilu).”
Amal mengatakan, dia merasa menjadi kandidat calon yang patriotis, karena menurutnya Islam memberikan hak-hak perempuan. ”Pria dan wanita memiliki hak yang sama dalam banyak hal,” katanya, mengutip sebuah ayat Alquran yang dia gunakan untuk mendukung kampanyenya.
(Baca: Dibui karena Nyetir Mobil, Wanita Saudi Ini Jadi Calon Pejabat)
Pemilu bersejarah ini juga diikuti Loujain al-Hathloul, wanita Saudi yang tenar karena dipenjara 10 minggu setelah nekat mengemudikan mobil untuk menentang larangan dari Kerajaan Arab Saudi. Dia mencalonkan diri menjadi anggota parlemen kota dan siap membuat perubahan termasuk mengkaji ulang larangan mengemudi bagi kaum perempuan.
Kiprah Loujain yang berani mendapat dukungan sejumlah pihak, termasuk para aktivis HAM. Dia memberikan kesempatan wawancara kepada siapa saja yang mau mendengarkan. ”Pada dasarnya, saya kesal pada mereka," katanya. ”Saya kira (aksi saya) itu bekerja. Ini berita yang luar biasa,” katanya lagi.
Selama sepekan ini, semua pejabat Saudi membuat kesan yang baik dengan media dunia yang tengah menyoroti Pemilu bersejarah di negara itu. ”Setelah saya dilarang, saya ingin memastikan saya tidak diabaikan,” ujar Loujain.
Saudi sebelumnya menjadi negara yang disorot dunia setelah mengeluarkan larangan mengemudi bagi perempuan. Dalam Pemilu kali ini, lebih dari 900 perempuan bersaing untuk kursi di dewan atau parlemen kota.
Para calon anggota parlemen dari kalangan perempuan optimistis menang. ”Sejujurnya, saya tidak melangkah untuk menang,” kata Amal Badreldin al-Sawari, 60, seorang dokter anak perempuan di Riyadh pusat, seperti dikutip AFP. ”Saya pikir saya telah menang dengan menjalani (Pemilu).”
Amal mengatakan, dia merasa menjadi kandidat calon yang patriotis, karena menurutnya Islam memberikan hak-hak perempuan. ”Pria dan wanita memiliki hak yang sama dalam banyak hal,” katanya, mengutip sebuah ayat Alquran yang dia gunakan untuk mendukung kampanyenya.
(Baca: Dibui karena Nyetir Mobil, Wanita Saudi Ini Jadi Calon Pejabat)
Pemilu bersejarah ini juga diikuti Loujain al-Hathloul, wanita Saudi yang tenar karena dipenjara 10 minggu setelah nekat mengemudikan mobil untuk menentang larangan dari Kerajaan Arab Saudi. Dia mencalonkan diri menjadi anggota parlemen kota dan siap membuat perubahan termasuk mengkaji ulang larangan mengemudi bagi kaum perempuan.
Kiprah Loujain yang berani mendapat dukungan sejumlah pihak, termasuk para aktivis HAM. Dia memberikan kesempatan wawancara kepada siapa saja yang mau mendengarkan. ”Pada dasarnya, saya kesal pada mereka," katanya. ”Saya kira (aksi saya) itu bekerja. Ini berita yang luar biasa,” katanya lagi.
Selama sepekan ini, semua pejabat Saudi membuat kesan yang baik dengan media dunia yang tengah menyoroti Pemilu bersejarah di negara itu. ”Setelah saya dilarang, saya ingin memastikan saya tidak diabaikan,” ujar Loujain.
(mas)