Pejabat AS Akui Minyak ISIS ke Turki tapi Lebih Besar ke Assad
A
A
A
LONDON - Pejabat senior Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS), Adam Szubin, mengakui ada minyak curian ISIS yang menuju ke Turki. Tapi, menurutnya, minyak curian ISIS lebih besar dijual ke rezim Presiden Suriah Bashar Al-Assad.
Szubin mengatakan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) meraup lebih dari USD500 juta untuk penjualan minyak ilegal ke rezim Assad. Dia tidak menyebut nominal keuntungan penjualan minyak ISIS ke Turki. Szubin hanya menyatakan, ada beberapa jalur minyak ISIS ke Turki.
Menurut catatannya, kelompok militan itu meraup USD40 juta per bulan dari penjualan minyak ilegal.”ISIS menjual banyak minyak untuk rezim Assad,”kata Szubin, yang menjabat sekretaris untuk Terorisme dan Intelijen di Departemen Keuangan AS.
Komentar Szubin itu disampaikan di Chatham House, di London. ”Keduanya berusaha untuk membantai satu sama lain dan mereka masih terlibat dalam jutaan dan jutaan dolar dari perdagangan,” kata Szubin mengacu pada rezim Assad dan ISIS, seperti dikutip Reuters, Jumat (11/12/2015).
”Jumlah yang jauh lebih besar dari minyak ISIS berakhir di bawah kontrol Assad, sementara beberapa dikonsumsi secara internal di daerah yang dikuasai ISIS. Beberapa berakhir di wilayah Kurdi dan beberapa di Turki,” ujarnya.
”Beberapa datang melintasi perbatasan ke Turki,” kata Szubin yang menolak merinci nominal penjualan minyak ISIS ke Turki. “Perasaan kami bahwa ISIS mengambil keuntungan pada dasarnya di kepala sumur dan saat Anda mendapati minyak ISIS berakhir di berbagai tempat yang berbeda, itu bukan benar-benar tekanan yang kita inginkan.”
Szubin mengatakan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) meraup lebih dari USD500 juta untuk penjualan minyak ilegal ke rezim Assad. Dia tidak menyebut nominal keuntungan penjualan minyak ISIS ke Turki. Szubin hanya menyatakan, ada beberapa jalur minyak ISIS ke Turki.
Menurut catatannya, kelompok militan itu meraup USD40 juta per bulan dari penjualan minyak ilegal.”ISIS menjual banyak minyak untuk rezim Assad,”kata Szubin, yang menjabat sekretaris untuk Terorisme dan Intelijen di Departemen Keuangan AS.
Komentar Szubin itu disampaikan di Chatham House, di London. ”Keduanya berusaha untuk membantai satu sama lain dan mereka masih terlibat dalam jutaan dan jutaan dolar dari perdagangan,” kata Szubin mengacu pada rezim Assad dan ISIS, seperti dikutip Reuters, Jumat (11/12/2015).
”Jumlah yang jauh lebih besar dari minyak ISIS berakhir di bawah kontrol Assad, sementara beberapa dikonsumsi secara internal di daerah yang dikuasai ISIS. Beberapa berakhir di wilayah Kurdi dan beberapa di Turki,” ujarnya.
”Beberapa datang melintasi perbatasan ke Turki,” kata Szubin yang menolak merinci nominal penjualan minyak ISIS ke Turki. “Perasaan kami bahwa ISIS mengambil keuntungan pada dasarnya di kepala sumur dan saat Anda mendapati minyak ISIS berakhir di berbagai tempat yang berbeda, itu bukan benar-benar tekanan yang kita inginkan.”
(mas)