900 Pasukan Turki Bercokol di Irak
A
A
A
BAGHDAD - Gubernur Provinsi Nineveh, Nawfal Akub mengatakan, jumlah prajurit Turki yang telah memasuki provinsi yang dipimpinnya sekitar 900 orang. Saat ini ratusan tentara Turki itu berada di sebuah kamp pelatihan.
Jumlah ini sangat jauh dengan pemberitaan sejumlah media yang menyatakan hanya 150 personel militer Turki yang telah dikerahkan ke provinsi Nineveh di Irak utara. Personel militer Turki ini diduga akan memberikan pelatihan untuk pejuang Peshmerga Kurdi.
"Menurut informasi yang saya terima, jumlah pasukan Turki di provinsi Nineveh tidak lebih dari 900 orang. Mereka tinggal di kamp milisi rakyat yang ada di desa Ayah, distrik Shekhan," katanya. Akub pun mengaku akan mendiskuksi situasi ini dengan Duta Besar Turki, seperti dikutip dari laman Sputniknews, Senin (7/12/2015).
Keberadaan pasukan Turki di Irak memang memantik kemarahan dari pemerintah Irak. Otoritas Irak menilai keberadaan tentara Turki di wilayah Irak sebagai pelanggaran serius kedaulatan Irak, karena hal itu belum disahkan oleh Baghdad.
Perdana Menteri Irak, Haider Abadi mendesak Ankara untuk segara menarik pasukannya, termasuk tank dan artileri dari Provinsi Nineveh. Sedangkan Presiden Irak, Fuad Masoum menyebut tindakan Turki sebagai pelanggaran hukum internasional dan mendesak Ankara untuk menahan diri dari kegiatan serupa di masa datang.
Namun, pemerintah Turki melalui Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu mengatakan, pengiriman pasukan itu atas permintaan Kementerian Pertahanan Irak.
Jumlah ini sangat jauh dengan pemberitaan sejumlah media yang menyatakan hanya 150 personel militer Turki yang telah dikerahkan ke provinsi Nineveh di Irak utara. Personel militer Turki ini diduga akan memberikan pelatihan untuk pejuang Peshmerga Kurdi.
"Menurut informasi yang saya terima, jumlah pasukan Turki di provinsi Nineveh tidak lebih dari 900 orang. Mereka tinggal di kamp milisi rakyat yang ada di desa Ayah, distrik Shekhan," katanya. Akub pun mengaku akan mendiskuksi situasi ini dengan Duta Besar Turki, seperti dikutip dari laman Sputniknews, Senin (7/12/2015).
Keberadaan pasukan Turki di Irak memang memantik kemarahan dari pemerintah Irak. Otoritas Irak menilai keberadaan tentara Turki di wilayah Irak sebagai pelanggaran serius kedaulatan Irak, karena hal itu belum disahkan oleh Baghdad.
Perdana Menteri Irak, Haider Abadi mendesak Ankara untuk segara menarik pasukannya, termasuk tank dan artileri dari Provinsi Nineveh. Sedangkan Presiden Irak, Fuad Masoum menyebut tindakan Turki sebagai pelanggaran hukum internasional dan mendesak Ankara untuk menahan diri dari kegiatan serupa di masa datang.
Namun, pemerintah Turki melalui Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu mengatakan, pengiriman pasukan itu atas permintaan Kementerian Pertahanan Irak.
(ian)