Rusia Disebut Sebar Tank Canggih T-90 ke Medan Perang Suriah
A
A
A
ALEPPO - Media Inggris Telegraph melaporkan bahwa Rusia menyebarkan tank tempur canggih T-90 ke medan perang di Suriah. Penyebaran tank tempur itu menjadi sinyal bahwa Kremlin mulai meningkatkan intervensi militer di Suriah dengan perang darat.
Dalam laporannya, media Inggris itu juga mengutip kantor berita Fars dan didukung oleh foto-foto yang beredar di media sosial pada pekan ini. Laporan dan foto itu menunjukkan bahwa tank-tank T-90 Rusia disebar di sebelah Aleppo selatan untuk mendukung pasukan rezim Presiden Suriah Bashar Al-Assad.
Penyebaran tank-tank tempur canggih Rusia itu terjadi setelah dua bulan Kremlin melakukan ntervensi militer guna menolong sekutunya, rezim Assad yang hendak digulingkan kelompok pemberontak Suriah yang didukung Amerika Serikat (AS) dan sekutunya.
Media pro-rezim Suriah menyatakan, bahwa operator tank-tank canggih Suriah itu akan diawaki militer Suriah, meskipun para ahli meragukan klaim itu mengingat kecanggihan alat tempur Kremlin tersebut. Menurut laporan Majalah Pertahanan Jane, tank T-90 pernah digunakan Rusia selama koflik di Chechnya. Kendaraan tempur itu juga pernah digunakan Rusia dalam konflik Ukraina.
Rusia sempat membantah bahwa hal itu sebagai aksi memperluas perang Suriah setelah Kremlin meluncurkan serangan udara. Rusia juga membantah pasukannya terlibat dalam perang darat di Suriah. Namun, dalam perkembangan terakhir muncul laporan yang bertentangan dengan bantahan Rusia.
Tim Ripley yang menjadi analis untuk Majalah Pertahanan Jane, yang dilansir Sabtu (5/12/2015) menyatakan bahwa, pergerakan tank T-90 ke Aleppo selatan betujuan untuk meninju ke arah barat melalui Provinsi Aleppo dan berlanjut ke Idlib. Wilayah itulah yang selama ini dikuasai kelompok pemberontak Suriah.
Sebelumnya, Rusia dituding para aktivis Suriah telah melakukan ekspansi pangkalan militer di Suriah. Namun, belum ada operasional pesawat jet tempur di pangkalan militer baru itu.
Ahli militer Rusia, Vasilii Kashin, yang merupakan peneliti pada “Centre for Analysis of Strategies and Technologies” yang berbasis di Moskow mengatakan, ekspansi yang dilakukan Kremlin itu jika dikonfirmasi bisa jadi tanda adanya operasi ofensif baru.
”Rusia telah memperluas operasinya terhadap ISIS sejak pemboman sebuah pesawat sipil Rusia di Mesir pada bulan Oktober,” kata Kashin. ”Tapi banyak yang telah dilakukan oleh pesawat pembom stategis yang terbang dari Rusia.”
Dalam laporannya, media Inggris itu juga mengutip kantor berita Fars dan didukung oleh foto-foto yang beredar di media sosial pada pekan ini. Laporan dan foto itu menunjukkan bahwa tank-tank T-90 Rusia disebar di sebelah Aleppo selatan untuk mendukung pasukan rezim Presiden Suriah Bashar Al-Assad.
Penyebaran tank-tank tempur canggih Rusia itu terjadi setelah dua bulan Kremlin melakukan ntervensi militer guna menolong sekutunya, rezim Assad yang hendak digulingkan kelompok pemberontak Suriah yang didukung Amerika Serikat (AS) dan sekutunya.
Media pro-rezim Suriah menyatakan, bahwa operator tank-tank canggih Suriah itu akan diawaki militer Suriah, meskipun para ahli meragukan klaim itu mengingat kecanggihan alat tempur Kremlin tersebut. Menurut laporan Majalah Pertahanan Jane, tank T-90 pernah digunakan Rusia selama koflik di Chechnya. Kendaraan tempur itu juga pernah digunakan Rusia dalam konflik Ukraina.
Rusia sempat membantah bahwa hal itu sebagai aksi memperluas perang Suriah setelah Kremlin meluncurkan serangan udara. Rusia juga membantah pasukannya terlibat dalam perang darat di Suriah. Namun, dalam perkembangan terakhir muncul laporan yang bertentangan dengan bantahan Rusia.
Tim Ripley yang menjadi analis untuk Majalah Pertahanan Jane, yang dilansir Sabtu (5/12/2015) menyatakan bahwa, pergerakan tank T-90 ke Aleppo selatan betujuan untuk meninju ke arah barat melalui Provinsi Aleppo dan berlanjut ke Idlib. Wilayah itulah yang selama ini dikuasai kelompok pemberontak Suriah.
Sebelumnya, Rusia dituding para aktivis Suriah telah melakukan ekspansi pangkalan militer di Suriah. Namun, belum ada operasional pesawat jet tempur di pangkalan militer baru itu.
Ahli militer Rusia, Vasilii Kashin, yang merupakan peneliti pada “Centre for Analysis of Strategies and Technologies” yang berbasis di Moskow mengatakan, ekspansi yang dilakukan Kremlin itu jika dikonfirmasi bisa jadi tanda adanya operasi ofensif baru.
”Rusia telah memperluas operasinya terhadap ISIS sejak pemboman sebuah pesawat sipil Rusia di Mesir pada bulan Oktober,” kata Kashin. ”Tapi banyak yang telah dilakukan oleh pesawat pembom stategis yang terbang dari Rusia.”
(mas)