Kembangkan Rudal Jelajah Nuklir, AS Dinilai Ingkari Kebijakannya

Selasa, 01 Desember 2015 - 13:48 WIB
Kembangkan Rudal Jelajah...
Kembangkan Rudal Jelajah Nuklir, AS Dinilai Ingkari Kebijakannya
A A A
WASHINGTON - Rencana Amerika Serikat (AS) untuk mengembangkan senjata nuklir baru berwujud rudal jelajah telah bertentangan dengan kebijakannya sendiri untuk mengurangi peran senjata nuklir dalam strategi keamanan nasional. Penilaian itu muncul dari pakar keamanan nuklir terkemuka James E. Doyle.

Doyle menuliskan kritikannya itu dalam opini yang diterbitkan National Interest, hari Senin. Menurutnya, rencana pengembangan senjata baru AS bernama Long-Range Standd-off (LRSO) bertentangan dengan kebijakan “Nuclear Posture Review” dan “The Nuclear Weapons Employment Strategy”.

Rencana pengembangan senjata nuklir oleh AS itu, lanjut Doyle, juga bertentangan dengan tujuan penting dari komitmen AS untuk menjaga stabilitas dunia. Doyle pernah tercatat sebagai staf teknis Divisi Nonproliferasi di Los Alamos National Laboratory 1997-2014.

”Pesawat sarat dengan rudal jelajah nuklir yang dapat menyelinap tak terlihat di bawah radar dan melakukan serangan kejutan secara inheren, tidak stabil,” tulis Doyle.

Padahal, AS dan Rusia pada tahun 1980-an terikat perjanjian kerjasama nuklir. Sejak ada perjanjian itu, saat ini tidak ada pesawat strategi AS atau Rusia secara rutin beroperasi dengan rudal jelajah nuklir.

”Membatalkan program rudal jelajah LRSO akan menjadi cara yang tepat untuk menunjukkan pelaksanaan program pemerintahan ‘Nuclear Posture Review’ dan “The Nuclear Weapons Employment Strategy’serta mengambil langkah kecil tapi signifikan terhadap visi dunia tanpa senjata nuklir,” lanjut tulisan Doyle yang dikutip Sputnik, Selasa (1/12/2015).

“Langkah ini bisa memberikan momentum terhadap larangan global terhadap senjata-senjata ini yang akan meningkatkan stabilitas dan keamanan semua bangsa.”

Masih menurut Doyle, AS dan Rusia saat ini mengoperasikan rudal jelajah nuklir. Sedangkan China, Pakistan dan India sedang mengembangkan teknologinya. Dia berharap Washington dan Moskow bisa menyepakati larangan operasional rudal jelajah nuklir.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8145 seconds (0.1#10.140)