Prancis Serukan 'Islam Mencerahkan' untuk Lawan Ideologi Kolot ISIS
A
A
A
PARIS - Pemerintah Prancis menyerukan para pemimpin Muslim mengembangkan dan menyebarkan konsep “Islam mencerahkan” guna melawan ideologi ISIS yang dianggap Prancis sebagai ideologi kolot.
Seruan itu disampaikan Menteri Dalam Negeri Prancis, Bernard Cazeneuve, kemarin. Menurutnya ideologi kolot kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah menghasut para pemuda melakukan kekerasan.
Cazeneuve menyerukan hal itu pada pertemuan dengan sekitar 400 pemimpin, imam dan aktivis Muslim. Itu merupakan pertemuan pertama mereka sejak rentetan serangan mengerikan pada 13 November 2015 di Paris yang menewaskan 130 orang.
Menurutnya, Perancis akan melakukan segala sesuatu yang bisa untuk melacak penjahat. Tetapi untuk memenangkan pertaruangan dalam hal ideologi, Prancis membutuhkan para pemimpin Muslim.
”Ini adalah tanggung jawab Anda untuk menghidupkan kembali Islam yang mencerahkan untuk mengecam teroris bermuka spiritual dan orang-orang yang mengikuti mereka,” katanya dalam pertemuan itu.
“Anda adalah yang sah dan memenuhi syarat untuk melawan ide-ide mematikan itu. Kita harus melindungi remaja kita dari penyebaran kebodohan ini," katanya, seperti dikutip Reuters, Senin (30/11/2015). ”Hanya berpikir efek Islam progresif ini di dunia.”
Komunitas Muslim Prancis juga sepakat mengecam rentetan serangan mengerikan di Paris beberapa waktu lalu. “Pertemuan yang tidak biasa dari 10 federasi Muslim dan lima masjid besar itu diatur untuk meratapi kekerasan dan jelas kami mengecam tindakan itu,” imbuh Anouar Kbibech, Kepala France Muslim Council (CFCM).
Menurutnya, pembantaian di Paris beberapa waktu lalu dilakukan sebagaian besar warga Prancis dan Belgia atas nama gerakan ISIS yang berbasis di Suriah.
Seruan itu disampaikan Menteri Dalam Negeri Prancis, Bernard Cazeneuve, kemarin. Menurutnya ideologi kolot kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah menghasut para pemuda melakukan kekerasan.
Cazeneuve menyerukan hal itu pada pertemuan dengan sekitar 400 pemimpin, imam dan aktivis Muslim. Itu merupakan pertemuan pertama mereka sejak rentetan serangan mengerikan pada 13 November 2015 di Paris yang menewaskan 130 orang.
Menurutnya, Perancis akan melakukan segala sesuatu yang bisa untuk melacak penjahat. Tetapi untuk memenangkan pertaruangan dalam hal ideologi, Prancis membutuhkan para pemimpin Muslim.
”Ini adalah tanggung jawab Anda untuk menghidupkan kembali Islam yang mencerahkan untuk mengecam teroris bermuka spiritual dan orang-orang yang mengikuti mereka,” katanya dalam pertemuan itu.
“Anda adalah yang sah dan memenuhi syarat untuk melawan ide-ide mematikan itu. Kita harus melindungi remaja kita dari penyebaran kebodohan ini," katanya, seperti dikutip Reuters, Senin (30/11/2015). ”Hanya berpikir efek Islam progresif ini di dunia.”
Komunitas Muslim Prancis juga sepakat mengecam rentetan serangan mengerikan di Paris beberapa waktu lalu. “Pertemuan yang tidak biasa dari 10 federasi Muslim dan lima masjid besar itu diatur untuk meratapi kekerasan dan jelas kami mengecam tindakan itu,” imbuh Anouar Kbibech, Kepala France Muslim Council (CFCM).
Menurutnya, pembantaian di Paris beberapa waktu lalu dilakukan sebagaian besar warga Prancis dan Belgia atas nama gerakan ISIS yang berbasis di Suriah.
(mas)