Korsel Bakal Nekat Umbar Artileri Meski Diancam Korut
Senin, 23 November 2015 - 14:07 WIB
Korsel Bakal Nekat Umbar Artileri Meski Diancam Korut
A
A
A
SEOUL - Militer Korea Selatan (Korsel) akan nekat mengumbar tembakan artileri di wilayah perbatasan dengan Korea Utara (Korut) dalam latihan tempur untuk memperingati tahun kelima insiden bersenjata terbesar kedua negara. Korsel bakal nekat, meskipun telah ada ancaman dari Korut.
Hal itu disampaikan juru bicara Kepala Staf Gabungan Korsel, Jeon Ha-kyu, Senin (23/11/2015). Pada tanggal 23 November 2010, dua tentara dan dua warga sipil Korsel tewas dalam apa yang disebut Seoul sebagai serangan balasan di sekitar garis demarkasi di Pulau Yeonpyeong di Laut Kuning yang jadi sengketa.
”Latihan menembak akan dilakukan seperti yang direncanakan,” kata Jeon Ha-kyu seperti dikutip kantor berita Yonhap.
Pada hari Minggu kemarin, pihak unit militer Korut menyatakan bahwa Pyongyang akan merespons "tanpa ampun" jika latihan menembak itu tetap dilakukan Seoul.
Perbatasan maritim di wilayah barat, yang disebut sebagai “Garis Batas Utara” itu telah lama menjadi flashpoint antara kedua Korea. Wilayah itu secara sepihak ditetapkan sebagai batas laut de facto antara kedua negara oleh Komando PBB pada tahun 1953, tetapi tidak pernah diakui secara resmi oleh Pyongyang.
Kedua negara itu secara teknis masih berperang, karena tidak ada perjanjian perdamaian yang pernah ditandatangani untuk mengakhiri Perang Korea 1950-1953.
Hal itu disampaikan juru bicara Kepala Staf Gabungan Korsel, Jeon Ha-kyu, Senin (23/11/2015). Pada tanggal 23 November 2010, dua tentara dan dua warga sipil Korsel tewas dalam apa yang disebut Seoul sebagai serangan balasan di sekitar garis demarkasi di Pulau Yeonpyeong di Laut Kuning yang jadi sengketa.
”Latihan menembak akan dilakukan seperti yang direncanakan,” kata Jeon Ha-kyu seperti dikutip kantor berita Yonhap.
Pada hari Minggu kemarin, pihak unit militer Korut menyatakan bahwa Pyongyang akan merespons "tanpa ampun" jika latihan menembak itu tetap dilakukan Seoul.
Perbatasan maritim di wilayah barat, yang disebut sebagai “Garis Batas Utara” itu telah lama menjadi flashpoint antara kedua Korea. Wilayah itu secara sepihak ditetapkan sebagai batas laut de facto antara kedua negara oleh Komando PBB pada tahun 1953, tetapi tidak pernah diakui secara resmi oleh Pyongyang.
Kedua negara itu secara teknis masih berperang, karena tidak ada perjanjian perdamaian yang pernah ditandatangani untuk mengakhiri Perang Korea 1950-1953.
(mas)
