Azyumardi: Umat Islam Bebas Beribadah di AS
A
A
A
JAKARTA - Guru besar Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Azyumardi Azra menuturkan, pada faktanya umat Islam di Amerika Serikat (AS) bebas menjalankan ibadah. Fakta itu ia temukan saat masih berkuliah di Negeri Paman Sam tersebut. Azyumardi pernah mencicipi bangku kuliah di AS sejak tahun 1986 hingga 1991, tepatnya di Colombia University.
"Orang Islam bebas menjalankan ajaran agamanya. Bahkan di setiap kampus disediakan tempat untuk menjalankan ibadah salat Jumat," kata Azyumardi kala berbicara di acara Islam in America: Education, Kamis (19/11).
Dirinya juga mengatakan, ekspresi beragama di AS benar-benar dijunjung tinggi, asalkan tidak kebablasan, apalagi sampai mengganggu kedamaian di wilayah tempat mereka tinggal.
"Ekspresi beragama bebas dilakukan, selama tidak mengganggu kedamaian, stabilitas dan keamanan negara. Tidak ada juga larangan untuk menggunakan hijab di AS," sambungnya.
Sementara itu, di kesempatan yang sama Azyumardi juga mencoba meluruskan pendapat mengenai sekularitas di AS. Ada pandangan, orang yang berkuliah di AS akan menjadi orang yang sekuler, yang melupakan akar agamanya.
Menurut dia, pendapat itu salah besar. Dari segi makna, lanjut Azyumardi, sekularitas adalah sikap memisahkan masalah agama dan politik, bukan menghancurkan agama. "Sekularitas justru mengajarkan kita untuk tidak membawa masalah agama ke politik," pungkasnya.
"Orang Islam bebas menjalankan ajaran agamanya. Bahkan di setiap kampus disediakan tempat untuk menjalankan ibadah salat Jumat," kata Azyumardi kala berbicara di acara Islam in America: Education, Kamis (19/11).
Dirinya juga mengatakan, ekspresi beragama di AS benar-benar dijunjung tinggi, asalkan tidak kebablasan, apalagi sampai mengganggu kedamaian di wilayah tempat mereka tinggal.
"Ekspresi beragama bebas dilakukan, selama tidak mengganggu kedamaian, stabilitas dan keamanan negara. Tidak ada juga larangan untuk menggunakan hijab di AS," sambungnya.
Sementara itu, di kesempatan yang sama Azyumardi juga mencoba meluruskan pendapat mengenai sekularitas di AS. Ada pandangan, orang yang berkuliah di AS akan menjadi orang yang sekuler, yang melupakan akar agamanya.
Menurut dia, pendapat itu salah besar. Dari segi makna, lanjut Azyumardi, sekularitas adalah sikap memisahkan masalah agama dan politik, bukan menghancurkan agama. "Sekularitas justru mengajarkan kita untuk tidak membawa masalah agama ke politik," pungkasnya.
(esn)