Identitas salah Satu Pelaku Teror Paris Terungkap
A
A
A
PARIS - Salah satu anggota dari gerombolan bersenjata yang bertanggung jawab atas aksi pembantaian di Paris berhasil teridentifikasi. Pelaku diketahui bernama Ismael Omar Mostefai.
Pria berusia 29 tahun ini adalah salah satu dari tiga orang yang menyerbu teater Bataclan. Saat itu, teater Bataclan tengah menggelar konser grup musik rock asal California Amerika Serikat, Eagle of Death Metal, seperti dikutip dari laman Express, Minggu (15/11/2015).
Dalam peristiwa tersebut, para penyerang diduga menewaskan sedikitnya 89 orang dan menahan lebih dari 200 sandera. Para pelaku dikabarkan meninggal dengan meledakan diri dengan rompi peledak ketika polisi menyerbu tempat tersebut.
Menurut jaksa, Mostefai adalah salah satu pengikut paham radikal yang telah lama diintai oleh intelijen Prancis. Dia adalah keturunan Aljazair, yang lahir di daerah pinggiran Prancis.
Pihak kepolisian Prancis telah menahan ayah dan kakaknya saat melakukan penggeledahan. Kakak Mostefai sendiri mengaku tidak pernah melakukan kontak dengan sang adik selama beberapa tahun.
"Ini gila...gila. Saya sendirian tadi malam di Paris. Saya melihat kekacauan yang terjadi. Sudah sangat lama sejak saya terakhir mendengar kabar tentang dia. Saya menelpon ibu saya, dan dia mengatakan tidak tahu apa-apa," kata kakak Mostefai.
Pria berusia 29 tahun ini adalah salah satu dari tiga orang yang menyerbu teater Bataclan. Saat itu, teater Bataclan tengah menggelar konser grup musik rock asal California Amerika Serikat, Eagle of Death Metal, seperti dikutip dari laman Express, Minggu (15/11/2015).
Dalam peristiwa tersebut, para penyerang diduga menewaskan sedikitnya 89 orang dan menahan lebih dari 200 sandera. Para pelaku dikabarkan meninggal dengan meledakan diri dengan rompi peledak ketika polisi menyerbu tempat tersebut.
Menurut jaksa, Mostefai adalah salah satu pengikut paham radikal yang telah lama diintai oleh intelijen Prancis. Dia adalah keturunan Aljazair, yang lahir di daerah pinggiran Prancis.
Pihak kepolisian Prancis telah menahan ayah dan kakaknya saat melakukan penggeledahan. Kakak Mostefai sendiri mengaku tidak pernah melakukan kontak dengan sang adik selama beberapa tahun.
"Ini gila...gila. Saya sendirian tadi malam di Paris. Saya melihat kekacauan yang terjadi. Sudah sangat lama sejak saya terakhir mendengar kabar tentang dia. Saya menelpon ibu saya, dan dia mengatakan tidak tahu apa-apa," kata kakak Mostefai.
(ian)