Pembom Nuklir AS Manuver, China: Enyah dari Pulau Kami!
A
A
A
BEIJING - Militer China kesal ketika Amerika Serikat (AS) nekat mengirim dua pesawat pembom nuklir B-52 dan bermanuver di dekat pulau buatan China di Laut China Selatan. Militer China mengirim pesan teguran agar pesawat pembom nuklir AS itu hengkang dari kawasan Laut China Selatan.
Pesan teguran itu disampaikan militer China melalui saluran komunikasi radio yang terhubung ke pilot pesawat pembom nuklir B-52 AS.”Enyah dari pulau-pulau kami!,” bunyi teguran militer China yang ditirukan pejabat AS ketika berbicara kepada The Hill, Jumat (13/12/2015). (Baca juga: Tegang, 2 Pesawat Pembom Nuklir B-52 AS Manuver di Laut China Selatan)
Sementara itu, Pentagon mengatakan, penerbangan pesawat pembom nuklir AS adalah misi rutin sesuai hukum internasional. AS tetap menganggap wilayah Laut China Selatan sebagai wilayah internasional, di mana pesawat dan kapal negara mana pun bebas bernavigasi setiap saat.
”Kami melakukan penerbangan B-52 di wilayah udara internasional di bagian dunia sepanjang waktu," kata juru bicara Pentagon Peter Cook dalam konferensi pers, kemarin.
”Ada satu pesawat B-52, ada upaya yang dilakukan oleh pengendali daratan China untuk menjangkau pesawat itu dan pesawat yang terus melanjutkan misinya. Tidak ada yang berubah,” lanjut Cook, seperti dikutip Russia Today, semalam. Juru bicara pentagon lainnya, menyebut tidak hanya satu pesawat pembom yang bermanuver tapi dua.
Manuver pesawat pembom nuklir AS itu berlangsung 8-9 November 2015. Juru bicara Pentagon lainnya, Bill Urban mengatakan, ada dua pesawat pembom yang melakukan misi rutin itu.
Manuver itu hanya berselang sekitar dua minggu setelah kapal perang AS, USS Lassen bermanuver di wilayah yang berjarak 12 mil dari pulau buatan China di Kepualauan Spratly, Laut China Selatan. Aksi kapal perang AS itu telah diprotes keras Kementerian Luar Negeri China.
Ketua Komite Angkatan Bersenjata Senat AS, John McCain, meminta kepala Pentagon, Ashton Carter untuk memperjelas kepada publik terkait payung hukum dari manuver pesawat dan kapal militer AS di Laut China Selatan.
”Mengingat dinamika politik yang sensitif dan implikasi hukum dari tindakan kita, sangat penting bahwa tidak ada kesalahpahaman tentang tujuan kami baik dalam kawasan Asia-Pasifik atau di dalam lingkungan masyarakat internasional,” kata McCain dalam suratnya yang ditujukan pada Carter.
Pesan teguran itu disampaikan militer China melalui saluran komunikasi radio yang terhubung ke pilot pesawat pembom nuklir B-52 AS.”Enyah dari pulau-pulau kami!,” bunyi teguran militer China yang ditirukan pejabat AS ketika berbicara kepada The Hill, Jumat (13/12/2015). (Baca juga: Tegang, 2 Pesawat Pembom Nuklir B-52 AS Manuver di Laut China Selatan)
Sementara itu, Pentagon mengatakan, penerbangan pesawat pembom nuklir AS adalah misi rutin sesuai hukum internasional. AS tetap menganggap wilayah Laut China Selatan sebagai wilayah internasional, di mana pesawat dan kapal negara mana pun bebas bernavigasi setiap saat.
”Kami melakukan penerbangan B-52 di wilayah udara internasional di bagian dunia sepanjang waktu," kata juru bicara Pentagon Peter Cook dalam konferensi pers, kemarin.
”Ada satu pesawat B-52, ada upaya yang dilakukan oleh pengendali daratan China untuk menjangkau pesawat itu dan pesawat yang terus melanjutkan misinya. Tidak ada yang berubah,” lanjut Cook, seperti dikutip Russia Today, semalam. Juru bicara pentagon lainnya, menyebut tidak hanya satu pesawat pembom yang bermanuver tapi dua.
Manuver pesawat pembom nuklir AS itu berlangsung 8-9 November 2015. Juru bicara Pentagon lainnya, Bill Urban mengatakan, ada dua pesawat pembom yang melakukan misi rutin itu.
Manuver itu hanya berselang sekitar dua minggu setelah kapal perang AS, USS Lassen bermanuver di wilayah yang berjarak 12 mil dari pulau buatan China di Kepualauan Spratly, Laut China Selatan. Aksi kapal perang AS itu telah diprotes keras Kementerian Luar Negeri China.
Ketua Komite Angkatan Bersenjata Senat AS, John McCain, meminta kepala Pentagon, Ashton Carter untuk memperjelas kepada publik terkait payung hukum dari manuver pesawat dan kapal militer AS di Laut China Selatan.
”Mengingat dinamika politik yang sensitif dan implikasi hukum dari tindakan kita, sangat penting bahwa tidak ada kesalahpahaman tentang tujuan kami baik dalam kawasan Asia-Pasifik atau di dalam lingkungan masyarakat internasional,” kata McCain dalam suratnya yang ditujukan pada Carter.
(mas)