Perwira Yordania Tembak Mati 2 Kontraktor AS, Ini Reaksi Obama
Selasa, 10 November 2015 - 10:04 WIB

Perwira Yordania Tembak Mati 2 Kontraktor AS, Ini Reaksi Obama
A
A
A
AMMAN - Seorang perwira Yordania menembak mati dua kontraktor keamanan Pemerintah Amerika Serikat (AS), di fasilitas pelatihan polisi yang didanai AS di dekat Amman, hari Senin kemarin. Presiden Barack Obama menyatakan, insiden itu sebagai hal serius dan minta Yordania melakukan penyelidikan.
Selain dua kontraktor keamanan AS, perwira Yordania itu juga menembak mati instruktur asal Afrika Selatan dan dua warga Yordania lainnya. Sebelum lima korban ditembak mati, sempat terjadi baku tembak di King Abdullah Training Centre itu.
Tiga warga Yordania dan satu warga negara Libanon ikut terluka dalam insiden itu. Seorang pejabat senior Yordania kepada Reuters mengatakan, pria bersenjata yang jadi pelaku penembakan itu adalah seorang kapten polisi. Pihak berwenang mengidentifikasi pelaku bernama Anwar Abu Zeid.
Belum ada penjelasan terkait motif serangan mematikan itu. Yordania selama ini menjadi sekutu setia AS dalam serangan terhadap militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
”Kejadian ini sayangnya tidak datang sebagai kejutan, karena ancaman terorisme ISIS meningkat di kawasan ini dalam beberapa tahun terakhir sebagai akibat dari krisis Suriah dan Irak. Tindakan pre-emptive telah diambil dan mustahil untuk menghilangkan semua risiko,” kata seorang pejabat senior Yordania yang berbicara dengan syarat anonim, Selasa (10/11/2015).
Kedutaan Besar AS di Amman mengatakan dua kontraktor keamanan sipil AS dan kontraktor Afrika Selatan ditembak mati. Sedangkan warga Yordania yang ikut dibunuh adalah penerjemah. “Itu terlalu dini untuk berspekulasi tentang motif pada saat ini,” bunyi pernyataan Kedubes AS.
Presiden Obama juga ikut bereaksi di Gedung Putih. ”Fakta bahwa seseorang berpakaian seragam militer melakukan serangan di fasilitas pelatihan di (Yordania). Kita mengambil ini (sebagai insiden) sangat serius, dan kami akan bekerja sama dengan Yordania untuk menentukan apa yang terjadi,” kata Obama.
Sementara itu, sumber-sumber keamanan mengatakan bahwa ada beberapa informasi yang beredar bahwa militan berencana untuk menyerang King Abdullah Training Centre. Juru bicara Pemerintah Yordania, Momani, mengatakan penyerang telah ditembak mati oleh pasukan keamanan Yordania di pusat pelatihan. Dia tidak bunuh diri seperti yang dilaporkan sebelumnya.
Selain dua kontraktor keamanan AS, perwira Yordania itu juga menembak mati instruktur asal Afrika Selatan dan dua warga Yordania lainnya. Sebelum lima korban ditembak mati, sempat terjadi baku tembak di King Abdullah Training Centre itu.
Tiga warga Yordania dan satu warga negara Libanon ikut terluka dalam insiden itu. Seorang pejabat senior Yordania kepada Reuters mengatakan, pria bersenjata yang jadi pelaku penembakan itu adalah seorang kapten polisi. Pihak berwenang mengidentifikasi pelaku bernama Anwar Abu Zeid.
Belum ada penjelasan terkait motif serangan mematikan itu. Yordania selama ini menjadi sekutu setia AS dalam serangan terhadap militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
”Kejadian ini sayangnya tidak datang sebagai kejutan, karena ancaman terorisme ISIS meningkat di kawasan ini dalam beberapa tahun terakhir sebagai akibat dari krisis Suriah dan Irak. Tindakan pre-emptive telah diambil dan mustahil untuk menghilangkan semua risiko,” kata seorang pejabat senior Yordania yang berbicara dengan syarat anonim, Selasa (10/11/2015).
Kedutaan Besar AS di Amman mengatakan dua kontraktor keamanan sipil AS dan kontraktor Afrika Selatan ditembak mati. Sedangkan warga Yordania yang ikut dibunuh adalah penerjemah. “Itu terlalu dini untuk berspekulasi tentang motif pada saat ini,” bunyi pernyataan Kedubes AS.
Presiden Obama juga ikut bereaksi di Gedung Putih. ”Fakta bahwa seseorang berpakaian seragam militer melakukan serangan di fasilitas pelatihan di (Yordania). Kita mengambil ini (sebagai insiden) sangat serius, dan kami akan bekerja sama dengan Yordania untuk menentukan apa yang terjadi,” kata Obama.
Sementara itu, sumber-sumber keamanan mengatakan bahwa ada beberapa informasi yang beredar bahwa militan berencana untuk menyerang King Abdullah Training Centre. Juru bicara Pemerintah Yordania, Momani, mengatakan penyerang telah ditembak mati oleh pasukan keamanan Yordania di pusat pelatihan. Dia tidak bunuh diri seperti yang dilaporkan sebelumnya.
(mas)