Gempur ISIS, Tentara Suriah Gunakan TOS-1A Solntsepyok
A
A
A
DAMASKUS - Tentara Suriah menerbitkan video yang menunjukkan bahwa mereka menembakkan senjata thermobaric dengan peluncur roket TOS-1A Solntsepyok terhadap target ISIS di kawasan pegununungan di timur laut Latakia.
Solntsepyok (yang dalam bahasa Rusia berarti ‘Blazing Sun’) adalah peluncur roket canggih dengan senjata thermobaric yang dirancang untuk mengalahkan musuh di wilayah terbuka dan di dalam kendaraan lapis baja ringan.
Proyektil thermobaric sangat efektif digunakan di daerah pegunungan yang bisa memicu gelombang ledakan sebagai imbas dari resonansi. Senjata itu memiliki jangkauan efektif hampir tiga sampai empat kilometer.
Peluncur roket Solntsepyok terdiri dari aerosol peledak. Ledakan senjata dari peluncur roket canggih itu bisa memicu suhu panas hingga 1.000 derajat Celcius. Lebih dari itu, ledakan senjata itu bisa membakar oksigen di lapisan atmosfer dan imbasnya bisa memecahkan paru-paru korban.
Peluncur roket Solntsepyok dan senjatanya menjalani uji coba pertama kali di Afghanistan pada tahun 1988-1989. “Senjata buatan Rusia ini cukup populer di Timur Tengah. Penggunaannya di Irak telah membuktikan bahwa TOS-1A sangat cocok untuk operasi tempur lokal guna mengalahkan personel musuh dalam benteng berat,” kata Igor Sevastyanov, kepala delegasi Rosoboronexport, produsen senjata Rusia, seperti dikutip Sputnik, Senin (26/10/2015).
Kendati demikian belum ada konfirmasi dari militer rezim Suriah soal hasi serangannya terhadap basis-basis ISIS dengan menggunakan peluncur roket canggih itu.
Solntsepyok (yang dalam bahasa Rusia berarti ‘Blazing Sun’) adalah peluncur roket canggih dengan senjata thermobaric yang dirancang untuk mengalahkan musuh di wilayah terbuka dan di dalam kendaraan lapis baja ringan.
Proyektil thermobaric sangat efektif digunakan di daerah pegunungan yang bisa memicu gelombang ledakan sebagai imbas dari resonansi. Senjata itu memiliki jangkauan efektif hampir tiga sampai empat kilometer.
Peluncur roket Solntsepyok terdiri dari aerosol peledak. Ledakan senjata dari peluncur roket canggih itu bisa memicu suhu panas hingga 1.000 derajat Celcius. Lebih dari itu, ledakan senjata itu bisa membakar oksigen di lapisan atmosfer dan imbasnya bisa memecahkan paru-paru korban.
Peluncur roket Solntsepyok dan senjatanya menjalani uji coba pertama kali di Afghanistan pada tahun 1988-1989. “Senjata buatan Rusia ini cukup populer di Timur Tengah. Penggunaannya di Irak telah membuktikan bahwa TOS-1A sangat cocok untuk operasi tempur lokal guna mengalahkan personel musuh dalam benteng berat,” kata Igor Sevastyanov, kepala delegasi Rosoboronexport, produsen senjata Rusia, seperti dikutip Sputnik, Senin (26/10/2015).
Kendati demikian belum ada konfirmasi dari militer rezim Suriah soal hasi serangannya terhadap basis-basis ISIS dengan menggunakan peluncur roket canggih itu.
(mas)