40 Mayat Imigran Terdampar di Pantai Libya
A
A
A
BENGHAZI - Gelombang pengungsi dari Afrika Utara yang menyeberang menuju Eropa terus berlangsung, meski Laut Mediterania tidak ramah terhadap mereka. Terbaru, puluhan mayat imigran kembali ditemukan di pantai Libya.
Kelompok Bulan Sabit Merah Libya mengaku menemukan 40 mayat imigran terdampar di pantai Libya. Menurut juru bicara Bulan Sabit Merah Libya, Mohamed al-Masrati, 27 mayat ditemukan pada hari Sabtu di kota Zliten, sebelah timur ibukota Libya, Tripoli.
Sementara sisanya ditemukan di sepanjang pantai Tripoli dan kota terdekat, Khoms, seperti dikutip dari laman The Washington Post, Minggu (25/10/2015).
Dikatakan Masrati, sebagian besar dari mayat tersebut adalah imigran yang berasal dari negara-negara sub sahara Afrika. Ia mengatakan upaya pencarian tengah dilakukan terhadap 30 orang imigran lainnya yang merupakan korban kapal terbalik di Laut Mediterania.
Ribuan imigran dari Afrika Utara mengalir ke Eropa melalui Laut Mediterania dengan menggunakan perahu. Mereka pergi meninggalkan tanah kelahirannya untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di Eropa.
Situasi ini dimanfaatkan oleh para penyelundup manusia memanfaatkan kondisi yang tidak kondusif di Libya pasca runtuhnya rezim Moammar Gadhafi. Mereka menyelundupkan ribuan imigran yang putus asa dengan tarif tertentu.
Kelompok Bulan Sabit Merah Libya mengaku menemukan 40 mayat imigran terdampar di pantai Libya. Menurut juru bicara Bulan Sabit Merah Libya, Mohamed al-Masrati, 27 mayat ditemukan pada hari Sabtu di kota Zliten, sebelah timur ibukota Libya, Tripoli.
Sementara sisanya ditemukan di sepanjang pantai Tripoli dan kota terdekat, Khoms, seperti dikutip dari laman The Washington Post, Minggu (25/10/2015).
Dikatakan Masrati, sebagian besar dari mayat tersebut adalah imigran yang berasal dari negara-negara sub sahara Afrika. Ia mengatakan upaya pencarian tengah dilakukan terhadap 30 orang imigran lainnya yang merupakan korban kapal terbalik di Laut Mediterania.
Ribuan imigran dari Afrika Utara mengalir ke Eropa melalui Laut Mediterania dengan menggunakan perahu. Mereka pergi meninggalkan tanah kelahirannya untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di Eropa.
Situasi ini dimanfaatkan oleh para penyelundup manusia memanfaatkan kondisi yang tidak kondusif di Libya pasca runtuhnya rezim Moammar Gadhafi. Mereka menyelundupkan ribuan imigran yang putus asa dengan tarif tertentu.
(ian)