Korut Tolak Lanjutkan Perundingan Nuklir
A
A
A
PYONGYANG - Kementerian Luar Negeri Korea Utara (Korut) menolak gagasan untuk melanjutkan perundingan guna mengakhiri program nuklirnya yang diajukan oleh Amerika Serikat (AS), karena upaya sebelumnya berakhir dengan kegagalan. Sebaliknya, Pyongyang mengulangi lagi tuntutannya agar Washington bersedia menegosiasikan perjanjian damai.
Pernyataan ini dikeluarkan Pyongyang, sehari setelah Presiden AS Barack Obama dan Presiden Korea Selatan (Korsel), Park Geun-hye, mengatakan mereka terbuka untuk melakukan pembicaraan soal nuklir dengan Korut terhadap sanksi yang dijatuhkan kepada Pyongyang. Keduanya menuntut Korut dapat bersikap serius untuk menanggalkan program nuklirnya.
"Jika AS bersikeras mengambil jalan yang berbeda, Semenanjung Korea hanya akan melihat penangkal nuklir terbatas kami sedang diperkuat," bunyi pernyataan yang dikeluarkan Kemlu Korut seperti dikutip dari Reuters, Minggu (18/10/2015).
Menurut Kemlu Korut, hanya perjanjian damai dengan Washington dapat secara permanen menyelesaikan konflik di Semenanjung Korea.
Presiden AS, Barack Obama sebelumnya mengatakan, AS terbuka untuk melakukan negosiasi yang bisa meringankan sanksi Korut, seperti yang telah dilakukan terhadap Iran, yang mencapai kesepakatan dengan 6 negara besar pada bulan Juli lalu.
"Kami bahkan belum sampai pada titik yang disepakati, karena belum ada indikasi dari pihak Korut dan juga dengan pemerintah Iran, bahwa mereka bisa meramalkan masa depan dimana mereka tidak memiliki atau tidak mengejar senjata nuklir," kata Obama.
Pernyataan ini dikeluarkan Pyongyang, sehari setelah Presiden AS Barack Obama dan Presiden Korea Selatan (Korsel), Park Geun-hye, mengatakan mereka terbuka untuk melakukan pembicaraan soal nuklir dengan Korut terhadap sanksi yang dijatuhkan kepada Pyongyang. Keduanya menuntut Korut dapat bersikap serius untuk menanggalkan program nuklirnya.
"Jika AS bersikeras mengambil jalan yang berbeda, Semenanjung Korea hanya akan melihat penangkal nuklir terbatas kami sedang diperkuat," bunyi pernyataan yang dikeluarkan Kemlu Korut seperti dikutip dari Reuters, Minggu (18/10/2015).
Menurut Kemlu Korut, hanya perjanjian damai dengan Washington dapat secara permanen menyelesaikan konflik di Semenanjung Korea.
Presiden AS, Barack Obama sebelumnya mengatakan, AS terbuka untuk melakukan negosiasi yang bisa meringankan sanksi Korut, seperti yang telah dilakukan terhadap Iran, yang mencapai kesepakatan dengan 6 negara besar pada bulan Juli lalu.
"Kami bahkan belum sampai pada titik yang disepakati, karena belum ada indikasi dari pihak Korut dan juga dengan pemerintah Iran, bahwa mereka bisa meramalkan masa depan dimana mereka tidak memiliki atau tidak mengejar senjata nuklir," kata Obama.
(ian)