Foto 6 Pejuang Indonesia Dieksekusi Tentara Belanda Patut Diselidiki

Sabtu, 17 Oktober 2015 - 15:19 WIB
Foto 6 Pejuang Indonesia...
Foto 6 Pejuang Indonesia Dieksekusi Tentara Belanda Patut Diselidiki
A A A
JAKARTA - Temuan foto enam pejuang Indonesia yang dieksekusi tentara Belanda di masa lalu memicu seruan untuk dilakukan penyelidikan. Foto eksekusi itu bagian dari 179 foto dan slide terkait kekejaman tentara KNIL dan tentara Belanda.

Tentara KNIL adalah tentara Belanda yang terdiri dari orang-orang Belanda serta orang-orang bayaran termasuk dari kalangan pribumi (orang Indonesia).

Seperti diberitakan Sindonews.com sebelumnya, foto eksekusi tersebut ditemukan oleh Joost Lamboo, orang yang bertanggung jawab untuk koleksi foto museum gambar dalam koleksi Museum Perlawanan di Provinsi Zuid-Holland. (Baca: Ditemukan Foto Kejam Tentara Belanda Eksekusi 6 Pejuang Indonesia)

Foto itu ditemukan Lamboo secara tidak sengaja di ruang penyimpan barang berharga di sebuah bangunan bekas bank di Gouda, kota di Belanda tengah. Foto eksekusi tersebut dipublikasikan media Belanda, de Volkskrant, pada hari Jumat (16/10/2015).

Sejarawan foto, Louis Zweers, menyatakan bahwa materi foto itu otentik. Tapi sudah kehilangan konteks. ”Tidak ada informasi tentang siapa, apa, di mana dan kapan. Yang membuatnya sangat kompleks,” katanya, seperti dikutip nos.nl.

Direktur Museum Perlawanan, Arjen van Wijngaarden, mengakui bahwa foto eksekusi tersebut sudah kehilangan konteks.”Interpretasi kami dengan senang hati telah meninggalkan para ahli sejarawan,” katanya.

Henk Schulte Nord Holt, Profesor Sejarah Indonesia di Universitas Leiden, ikut menyerukan penyelidikan yang jadi bagian kelam sejarah Belanda itu. ”Kami masih tidak memiliki wawasan soal hakikat perang itu, sementara, itu adalah perang terbesar Belanda yang pernah dimiliki,” katanya.

“Hanya ada insiden yang diselidiki. Kita harus mengambil tanggung jawab dan akhirnya membuat penyelidikan besar untuk mengetahui apa dan terutama mengapa itu terjadi. Ini adalah perang sangat kotor. Kita perlu memahami mengapa itu bisa terjadi,” ujarnya.
(mas)
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0800 seconds (0.1#10.140)