Gempuran AS Tak Membuat Finansial ISIS Hancur
Kamis, 15 Oktober 2015 - 19:19 WIB

Gempuran AS Tak Membuat Finansial ISIS Hancur
A
A
A
LONDON - ISIS dilaporkan masih mempunyai pundi-pundi kekayaan, meski telah digempur lewat udara oleh Amerika Serikat (AS) dan Rusia. Menurut media Inggris, ISIS masih mempunyai simpanan dana senilai 320 juta pound yang didapat dari hasil penjualan minyak.
Seperti dikutip laman Daily Mail dari Financial Times, Kamis (15/10/2015), pihak intelijen Barat memperkirakan produksi minyak di sepanjang jalur Suriah dan Irak yang dikuasai oleh ISIS bisa mencapai 40.000 barel setiap harinya.
Keberadaan data ini pun secara tidak langsung menyoroti kegagalan serangan udara kelompok koalisi selama setahun, yang telah berulang kali menargetkan kilang dan pipa minyak yang dikuasai oleh kelompok tersebut.
Menurut seorang pejabat dalam koalisi pimpinan AS, ISIS telah menyesuaikan operasi mereka dengan menciptakan ratusan fasilitas darurat untuk memperbaiki jalur pipa yang rusak.
"Kami belum bisa mengganggu produksi minyak mereka, seperti yang diharapkan. Mereka mampu memperbaiki segala sesuatu yang telah kita hancurkan," tuturnya.
Masalah lain yang dihadapi oleh jet-jet tempur pasukan koalisi adalah sulitnya membedakan truk yang memindahkan minyak. Terkadang truk tersebut dikendarai oleh kelompok militan non ISIS.
"Sengaja menyerang mereka akan berisiko menciptakan keluarga jihadi dan penduduk yang radikal," kata sang pejabat.
Menurut Financial Times, kelompok koalisi harus mempertimbangkan salah satu dari dua cara ini untuk untuk melemahkan sisi ekonomi ISIS yang menggunakan minyak sebagai sumber utamanya. Caranya adalah dengan memasok minyak mentah murah kepada kelompok yang memerangi ISIS atau dengan cara membanjiri pasar minyak di Irak utara dengan minyak mentah murah.
Seperti dikutip laman Daily Mail dari Financial Times, Kamis (15/10/2015), pihak intelijen Barat memperkirakan produksi minyak di sepanjang jalur Suriah dan Irak yang dikuasai oleh ISIS bisa mencapai 40.000 barel setiap harinya.
Keberadaan data ini pun secara tidak langsung menyoroti kegagalan serangan udara kelompok koalisi selama setahun, yang telah berulang kali menargetkan kilang dan pipa minyak yang dikuasai oleh kelompok tersebut.
Menurut seorang pejabat dalam koalisi pimpinan AS, ISIS telah menyesuaikan operasi mereka dengan menciptakan ratusan fasilitas darurat untuk memperbaiki jalur pipa yang rusak.
"Kami belum bisa mengganggu produksi minyak mereka, seperti yang diharapkan. Mereka mampu memperbaiki segala sesuatu yang telah kita hancurkan," tuturnya.
Masalah lain yang dihadapi oleh jet-jet tempur pasukan koalisi adalah sulitnya membedakan truk yang memindahkan minyak. Terkadang truk tersebut dikendarai oleh kelompok militan non ISIS.
"Sengaja menyerang mereka akan berisiko menciptakan keluarga jihadi dan penduduk yang radikal," kata sang pejabat.
Menurut Financial Times, kelompok koalisi harus mempertimbangkan salah satu dari dua cara ini untuk untuk melemahkan sisi ekonomi ISIS yang menggunakan minyak sebagai sumber utamanya. Caranya adalah dengan memasok minyak mentah murah kepada kelompok yang memerangi ISIS atau dengan cara membanjiri pasar minyak di Irak utara dengan minyak mentah murah.
(ian)