Masjid Al-Aqsa Terus Diserang, Raja Yordania Ancam Israel
A
A
A
AMMAN - Pemimpin Yordania Raja Abdullah II nampaknya sudah mulai gerah dengan sikap yang ditunjukan tentara Israel. Tentara Zionis itu tidak mengindahkah kecaman Yordania, dan terus saja melakukan serangan dan pelanggaran terhadap masjid al-Aqsa.
Dalam sebuah pernyataan Abdullah mengatakan, jika pemerintah Israel tidak segera menghentikan aksinya di al-Aqsa, maka Yordania akan memberikan respon yang cukup keras mengenai hal itu. Respon, yang menurut Abdullah bisa menganggu hubungan kedua negara.
"Setiap provokasi lainnya di Yerusalem akan mempengaruhi hubungan antara Yordania dan Israel, yang telah memiliki perjanjian damai sejak 1994," kata Abdullah dalam pernyataannya, paska melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Inggris David Cameron di Amman.
"Yordania, sayangnya tidak memiliki pilihan lain, kecuali mengambil tindakan keras mengenai hal ini," sambungnya, seperti dilansir Al Arabiya pada Selasa (15/9/2015).
Sebelumnya, Pemerintah Yordania melalui Menteri Informasi mereka Mohammed Momani telah melemparkan kecaman atas tindakan tentara Israel di al-Aqsa. Menurut Momani, Israel sengaja melakukan provokasi tersebut, dengan harapan dapat merubah status quo di komplek yang menjadi lokasi tiga situs suci untuk tiga agama yang berbeda tersebut.
Di bawah status quo, orang-orang Yahudi diizinkan untuk mengunjungi wilayah yang kerap juga disebut komplek Kuil Suci. Tapi, warga Yahudi tidak diperkenankan untuk berdoa di sana, karena takut akan menimbulkan gesekan dengan jamaah Muslim.
Yordania sendiri sejatinya adalah pemegang hak kustodian dari komplek Kuil Suci. Dimana, di dalamnya terdapat tiga situs suci, untuk tiga agama yang berbeda, yakni Islam, Kristen dan Yahudi.
Dalam sebuah pernyataan Abdullah mengatakan, jika pemerintah Israel tidak segera menghentikan aksinya di al-Aqsa, maka Yordania akan memberikan respon yang cukup keras mengenai hal itu. Respon, yang menurut Abdullah bisa menganggu hubungan kedua negara.
"Setiap provokasi lainnya di Yerusalem akan mempengaruhi hubungan antara Yordania dan Israel, yang telah memiliki perjanjian damai sejak 1994," kata Abdullah dalam pernyataannya, paska melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Inggris David Cameron di Amman.
"Yordania, sayangnya tidak memiliki pilihan lain, kecuali mengambil tindakan keras mengenai hal ini," sambungnya, seperti dilansir Al Arabiya pada Selasa (15/9/2015).
Sebelumnya, Pemerintah Yordania melalui Menteri Informasi mereka Mohammed Momani telah melemparkan kecaman atas tindakan tentara Israel di al-Aqsa. Menurut Momani, Israel sengaja melakukan provokasi tersebut, dengan harapan dapat merubah status quo di komplek yang menjadi lokasi tiga situs suci untuk tiga agama yang berbeda tersebut.
Di bawah status quo, orang-orang Yahudi diizinkan untuk mengunjungi wilayah yang kerap juga disebut komplek Kuil Suci. Tapi, warga Yahudi tidak diperkenankan untuk berdoa di sana, karena takut akan menimbulkan gesekan dengan jamaah Muslim.
Yordania sendiri sejatinya adalah pemegang hak kustodian dari komplek Kuil Suci. Dimana, di dalamnya terdapat tiga situs suci, untuk tiga agama yang berbeda, yakni Islam, Kristen dan Yahudi.
(esn)