Palestina dan Mesir Kutuk Agresi Israel terhadap Al-Aqsa
A
A
A
YERUSALEM - Otoritas Palestina dan Pemerintah Mesir sangat mengutuk agresi tentara dan polisi Israel terhadap kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, kemarin. Mesir menyatakan, tindakan Israel terhadap situs suci umat Muslim dan Yahudi itu tidak dapat terima.
“Sangat mengutuk agresi Israel terhadap Al-Aqsa pagi ini (kemarin) dengan mengerahkan tentara dan polisi pendudukan,” kata Presiden Palestina, Mahmoud Abbas.
Sikap yang sama sudah lebih dulu disampaikan Pemerintah Yordania yang memiliki hak penuh atas situs Al-Aqsa. ”Pemerintah Yordania mengutuk serangan yang dilakukan oleh pasukan khusus tentara pendudukan Israel terhadap kompleks Masjid Al-Aqsa,” kata Menteri Informasi Yordania, Mohammed Momani.
Momani menuduh Israel melakukan provokasi. “Dan upaya untuk mengubah status quo di salah satu tempat suci yang paling sensitif di Timur Tengah,” katanya. (Baca: Tentara Israel Serbu Masjid Al-Aqsa, Yordania Murka)
Sementara itu, Kementerian luar negeri Mesir mengutuk penggunaan gas air mata dan “bom suara” oleh pasukan Israel saat menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa.”Eskalasi yang tidak dapat diterima terhadap tempat-tempat suci umat Islam di wilayah Palestina yang diduduki,” bunyi pernyataan kementerian itu, seperti dikutip Al Arabiya, semalam.
Ketika situs suci itu dalam status quo, orang-orang Yahudi diizinkan untuk mengunjunginya, namun tidak diperkenankan untuk berdoa di dalam Masjid Al-Aqsa, karena dikhawatirkan terjadi bentrok dengan umat Islam.
Para jemaah Muslim di Masjid Al-Aqsa mengatakan, para polisi Israel memasuki masjid suci dan menyebabkan kerusakan sejumlah sajadah. Polisi Israel berdalih bahwa mereka hanya menutup pintu masjid untuk untuk mengunci para perusuh yang melemparkan batu, kembang api dan benda-benda lainnya.
Namun, polisi Israel tidak bisa memungkiri telah menggunakan gas air mata dan granat kejut saat bentrok dengan jemaah Muslim di kompleks masjid. Kelompok Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan, 20 orang dirawat di rumah sakit akibat bentrok.
“Sangat mengutuk agresi Israel terhadap Al-Aqsa pagi ini (kemarin) dengan mengerahkan tentara dan polisi pendudukan,” kata Presiden Palestina, Mahmoud Abbas.
Sikap yang sama sudah lebih dulu disampaikan Pemerintah Yordania yang memiliki hak penuh atas situs Al-Aqsa. ”Pemerintah Yordania mengutuk serangan yang dilakukan oleh pasukan khusus tentara pendudukan Israel terhadap kompleks Masjid Al-Aqsa,” kata Menteri Informasi Yordania, Mohammed Momani.
Momani menuduh Israel melakukan provokasi. “Dan upaya untuk mengubah status quo di salah satu tempat suci yang paling sensitif di Timur Tengah,” katanya. (Baca: Tentara Israel Serbu Masjid Al-Aqsa, Yordania Murka)
Sementara itu, Kementerian luar negeri Mesir mengutuk penggunaan gas air mata dan “bom suara” oleh pasukan Israel saat menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa.”Eskalasi yang tidak dapat diterima terhadap tempat-tempat suci umat Islam di wilayah Palestina yang diduduki,” bunyi pernyataan kementerian itu, seperti dikutip Al Arabiya, semalam.
Ketika situs suci itu dalam status quo, orang-orang Yahudi diizinkan untuk mengunjunginya, namun tidak diperkenankan untuk berdoa di dalam Masjid Al-Aqsa, karena dikhawatirkan terjadi bentrok dengan umat Islam.
Para jemaah Muslim di Masjid Al-Aqsa mengatakan, para polisi Israel memasuki masjid suci dan menyebabkan kerusakan sejumlah sajadah. Polisi Israel berdalih bahwa mereka hanya menutup pintu masjid untuk untuk mengunci para perusuh yang melemparkan batu, kembang api dan benda-benda lainnya.
Namun, polisi Israel tidak bisa memungkiri telah menggunakan gas air mata dan granat kejut saat bentrok dengan jemaah Muslim di kompleks masjid. Kelompok Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan, 20 orang dirawat di rumah sakit akibat bentrok.
(mas)