Digambarkan Sebagai Agresor, Rusia Kecam Acara TV Norwegia
A
A
A
OSLO - Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Norwegia Vyacheslav Pavlovsky mengecam sebuah serial televisi di Norwegia. Pasalnya, serial itu menggambarkan Moskow sebagai agresor meski hanya sebatas cerita fiksi.
Serial 10 episode berjudul "Okkupert" ("Occupied") itu secara fiksi bercerita tentang pengambilalihan sumber minyak dan gas yang berlimpah di Norwegia oleh Rusia. Sontak saja serial yang akan ditayangkan mulai 4 Oktober menuai reaksi dari Dubes Rusia ditengah ketegangan antara negara itu dengan dunia Barat atas konflik di Ukraina.
"Ini sangat disesalkan, di tengah 70 tahun perayaan kemenangan Perang Dunia II, penulis serial itu memutuskan untuk menakut-nakuti penonton di Norwegia dengan ancaman dari timur, seperti tradisi buruk Perang Dingin. Penulis seolah-olah melupakan aksi heroik tentara Soviet dalam pembebasan wilayah utara Norwegia dari Nazi," ujarnya seperti dikutip dari Yahoo News, Sabtu (5/9/2015).
Menurut Pavlovsky, meski sang penulis cerita secara konsisten menekankan bahwa hal itu hanya cerita fiksi belaka, namun negara-negara yang ditampilkan dalam film tersebut cukup nyata. "Dan sayangnya, Rusia diberi peran agresor," kata Pavlovsky sembari menambahkan tidak ada reaksi berlebihan dari Rusia.
Berdasarkan skenario, dalam serial itu Norwegia dimasa depan digambarkan terpuruk akibat krisis internasional sebagai dampak dari penghentian produksi minyak dan gas menyusul adanya bencana lingkungan. Rusia pun masuk ke negara itu untuk mengambil alih produksi emas hitam, sebutan untuk minyak bumi.
Reaksi yang ditunjukkan oleh Dubes Rusia pun ditanggapi dingin oleh sang Sutradara. "Mereka mengomentari serial yang bahkan belum mereka tonton," kata sang sutradara, Erik Skjoldbjaerg.
Serial 10 episode berjudul "Okkupert" ("Occupied") itu secara fiksi bercerita tentang pengambilalihan sumber minyak dan gas yang berlimpah di Norwegia oleh Rusia. Sontak saja serial yang akan ditayangkan mulai 4 Oktober menuai reaksi dari Dubes Rusia ditengah ketegangan antara negara itu dengan dunia Barat atas konflik di Ukraina.
"Ini sangat disesalkan, di tengah 70 tahun perayaan kemenangan Perang Dunia II, penulis serial itu memutuskan untuk menakut-nakuti penonton di Norwegia dengan ancaman dari timur, seperti tradisi buruk Perang Dingin. Penulis seolah-olah melupakan aksi heroik tentara Soviet dalam pembebasan wilayah utara Norwegia dari Nazi," ujarnya seperti dikutip dari Yahoo News, Sabtu (5/9/2015).
Menurut Pavlovsky, meski sang penulis cerita secara konsisten menekankan bahwa hal itu hanya cerita fiksi belaka, namun negara-negara yang ditampilkan dalam film tersebut cukup nyata. "Dan sayangnya, Rusia diberi peran agresor," kata Pavlovsky sembari menambahkan tidak ada reaksi berlebihan dari Rusia.
Berdasarkan skenario, dalam serial itu Norwegia dimasa depan digambarkan terpuruk akibat krisis internasional sebagai dampak dari penghentian produksi minyak dan gas menyusul adanya bencana lingkungan. Rusia pun masuk ke negara itu untuk mengambil alih produksi emas hitam, sebutan untuk minyak bumi.
Reaksi yang ditunjukkan oleh Dubes Rusia pun ditanggapi dingin oleh sang Sutradara. "Mereka mengomentari serial yang bahkan belum mereka tonton," kata sang sutradara, Erik Skjoldbjaerg.
(esn)