Jepang Minta AS Selidiki Dugaan Spionase NSA
A
A
A
TOKYO - Perdana Menteri (PM) Jepang, Shinzo Abe, meminta Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, untuk menyelidiki dugaan spionase yang dilakukan oleh Badan Keamanan Nasional (NSA) terhadap pemerintah dan perusahaan Jepang.
Pernyataan Abe ini merujuk pada sejumlah dokumen yang diposting oleh WikiLeaks pada bulan lalu. Menurut dokumen tersebut, NSA menyadap percakapan yang melibatkan pemerintah, bank sentral dan perusahaan Jepang.
"Dalam percakapan telepon pada Rabu pagi, Obama telah menyatakan penyesalannya jika masalah ini telah menyebabkan kesulitan bagi Abe dan pemerintah," ujar Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga seperti dikutip dari laman Wall Street Journal, Rabu (26/8/2015).
Suga mengatakan, Abe menjawab permohonan maaf Obama dengan mengatakan bahwa hubungan kedua negara bisa terguncang jika dokumen yang dibocorkan oleh WikiLeaks tersebut ternyata benar. "Abe meminta Washington untuk menyelidiki kasus ini dan menyampaikan hasilnya ke Jepang," kata Suga.
Meski begitu, Suga mengatakan, pihak AS tidak membantah ataupun membenarkan mengenai kabar ini. Namun menurut rilis yang dikeluarkan oleh kantor PM Jepang, Obama menyatakan jika saat ini AS tidak terlibat dalam kegiatan yang bisa merusak kepercayaan sekutunya.
Selain membahas masalah itu, dalam pembicaraan selama 40 menit itu, keduanya juga membahas mengenai kunjungan Presiden China, Xi Jinping, ke AS yang dijadwalkan akan berlangsung pada bulan depan. Perbincangan yang berlangsung atas permintaan Obama ini juga menyinggung soal ketegangan di Semenanjung Korea.
Sementara itu, pihak Gedung Putih dalam pernyataannya menyatakan Obama meyakinkan PM Jepang bahwa pengumpulan data intelijen yang dilakukan oleh AS berfokus pada kepentingan keamanan nasional dan disesuaikan sedini mungkin.
Pernyataan Abe ini merujuk pada sejumlah dokumen yang diposting oleh WikiLeaks pada bulan lalu. Menurut dokumen tersebut, NSA menyadap percakapan yang melibatkan pemerintah, bank sentral dan perusahaan Jepang.
"Dalam percakapan telepon pada Rabu pagi, Obama telah menyatakan penyesalannya jika masalah ini telah menyebabkan kesulitan bagi Abe dan pemerintah," ujar Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga seperti dikutip dari laman Wall Street Journal, Rabu (26/8/2015).
Suga mengatakan, Abe menjawab permohonan maaf Obama dengan mengatakan bahwa hubungan kedua negara bisa terguncang jika dokumen yang dibocorkan oleh WikiLeaks tersebut ternyata benar. "Abe meminta Washington untuk menyelidiki kasus ini dan menyampaikan hasilnya ke Jepang," kata Suga.
Meski begitu, Suga mengatakan, pihak AS tidak membantah ataupun membenarkan mengenai kabar ini. Namun menurut rilis yang dikeluarkan oleh kantor PM Jepang, Obama menyatakan jika saat ini AS tidak terlibat dalam kegiatan yang bisa merusak kepercayaan sekutunya.
Selain membahas masalah itu, dalam pembicaraan selama 40 menit itu, keduanya juga membahas mengenai kunjungan Presiden China, Xi Jinping, ke AS yang dijadwalkan akan berlangsung pada bulan depan. Perbincangan yang berlangsung atas permintaan Obama ini juga menyinggung soal ketegangan di Semenanjung Korea.
Sementara itu, pihak Gedung Putih dalam pernyataannya menyatakan Obama meyakinkan PM Jepang bahwa pengumpulan data intelijen yang dilakukan oleh AS berfokus pada kepentingan keamanan nasional dan disesuaikan sedini mungkin.
(esn)