Korsel Bahas Pencabutan Sanksi Korut
A
A
A
SEOUL - Korea Selatan (Korsel) bersedia membahas permintaan Korea Utara (Korut) untuk mengakhiri sanksi ekonomi yang diberlakukan sejak 2010. Keputusan ini diambil Korsel selang sehari setelah duo Korea itu sepakat mengakhiri ketegangan di Semenanjung Korea.
Korsel menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Korut pada 24 Mei 2010. Sanksi ekonomi itu dijatuhkan karena Korut diduga telah menembak kapal milik Angkatan Laut Korsel hingga tenggelam dan menewaskan 46 pelaut.
Sanksi ekonomi yang dijatuhkan oleh Korsel berupa pemotongan pemasukan bersama, termasuk di dalamnya pemasukan dari sektor pariwisata, perdagangan, dan bantuan. Korut telah membantah tudingan itu dan berulang kali meminta sanksi itu dicabut, termasuk sebelum dialog tingkat tinggi diantara mereka kemarin.
Saat ini Korsel tengah membuka saluran untuk berdialog dengan negara tetangganya itu setelah Korut menyatakan penyesalannya atas insiden di zona demiliterisasi. Korsel pun sepakat untuk menghentikan siaran propaganda anti PyongYang di perbatasan.
"Ketika pembicaraan berlangsung, kami pikir, Korut akan ikut membahas sanksi tersebut dan saya pikir hal itu bisa ditangani melalui dialog," ujar juru bicara Kementerian Unifikasi Korea Selatan, Jeong Joon-hee, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (26/8/2015).
Korsel sendiri telah menuntut permintaan maaf Korut sebagai prasyarat sanksi itu dicabut. Namun belakangan muncul sentimen domestik yang meminta sanksi itu di cabut.
Selain itu, dalam kesepakatan yang dicapai bersama, kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan pembicaraan guna membahas berbagai isu untuk memperbaiki hubungan keduanya.
Korsel menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Korut pada 24 Mei 2010. Sanksi ekonomi itu dijatuhkan karena Korut diduga telah menembak kapal milik Angkatan Laut Korsel hingga tenggelam dan menewaskan 46 pelaut.
Sanksi ekonomi yang dijatuhkan oleh Korsel berupa pemotongan pemasukan bersama, termasuk di dalamnya pemasukan dari sektor pariwisata, perdagangan, dan bantuan. Korut telah membantah tudingan itu dan berulang kali meminta sanksi itu dicabut, termasuk sebelum dialog tingkat tinggi diantara mereka kemarin.
Saat ini Korsel tengah membuka saluran untuk berdialog dengan negara tetangganya itu setelah Korut menyatakan penyesalannya atas insiden di zona demiliterisasi. Korsel pun sepakat untuk menghentikan siaran propaganda anti PyongYang di perbatasan.
"Ketika pembicaraan berlangsung, kami pikir, Korut akan ikut membahas sanksi tersebut dan saya pikir hal itu bisa ditangani melalui dialog," ujar juru bicara Kementerian Unifikasi Korea Selatan, Jeong Joon-hee, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (26/8/2015).
Korsel sendiri telah menuntut permintaan maaf Korut sebagai prasyarat sanksi itu dicabut. Namun belakangan muncul sentimen domestik yang meminta sanksi itu di cabut.
Selain itu, dalam kesepakatan yang dicapai bersama, kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan pembicaraan guna membahas berbagai isu untuk memperbaiki hubungan keduanya.
(esn)