Korut Mulai Kerahkan Puluhan Kapal Selam
A
A
A
SEOUL - Korea Utara (Korut) dilaporkan telah mengerahkan setidaknya 50 kapal selam. Pengerahan kapal selam ini terjadi di tengah dialog damai antara Korut dan Korea Selatan (Korsel) untuk mendinginkan situasi yang kembali memanas dalam beberapa hari terakhir.
Laporan mengenai pengerahan kapal selam Korut tersebut diutarakan oleh seorang pejabat militer Korsel. Dimana, dalam kondisi anonim dirinya menuturkan berdasarkan pantauan Korsel, sebagian besar kapal selam Korut telah meninggalkan basis mereka.
"Tujuh puluh persen dari kapal selam Korut telah meninggalkan basis mereka, dan saat ini menuju lokasi yang tidak dapat dikonfirmasi," katanya, seperti dilansir IB Times pada Minggu (23/8/2015).
Pyongyang saat ini diduga memiliki setidaknya 70 kapal selam dan mereka juga dikabarkan tengah melakukan penelitian dan pengembangan sistem rudal balistik yang dapat ditembakan dari kapal selam.
Selain pengerahan kapal selam, Korut juga dilaporkan telah menambah jumlah, baik personil atau kendaraan tempur mereka wilayah perbatasan dengan Korsel. Hal ini dilakukan paska terus meningkatnya situasi di wilayah yang juga dikenal dengan nama Zona Demiliterisasi (DMZ) itu.
Laporan mengenai pengerahan kapal selam Korut tersebut diutarakan oleh seorang pejabat militer Korsel. Dimana, dalam kondisi anonim dirinya menuturkan berdasarkan pantauan Korsel, sebagian besar kapal selam Korut telah meninggalkan basis mereka.
"Tujuh puluh persen dari kapal selam Korut telah meninggalkan basis mereka, dan saat ini menuju lokasi yang tidak dapat dikonfirmasi," katanya, seperti dilansir IB Times pada Minggu (23/8/2015).
Pyongyang saat ini diduga memiliki setidaknya 70 kapal selam dan mereka juga dikabarkan tengah melakukan penelitian dan pengembangan sistem rudal balistik yang dapat ditembakan dari kapal selam.
Selain pengerahan kapal selam, Korut juga dilaporkan telah menambah jumlah, baik personil atau kendaraan tempur mereka wilayah perbatasan dengan Korsel. Hal ini dilakukan paska terus meningkatnya situasi di wilayah yang juga dikenal dengan nama Zona Demiliterisasi (DMZ) itu.
(esn)