ISIS Penggal Ilmuwan Benda Antik Suriah Khaled Assad
A
A
A
PALMYRA - Militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah memenggal kepala ilmuwan benda antik terkemuka di Suriah, Khaled Asaad. Jasad tubuh korban juga digantung di alun-alun Kota Palmyra, Suriah.
Kepala Urusan Benda Antik Pemerintah Suriah, Maamoun Abdulkarim, kepada Reuters mengatakan, bahwa keluarga Asaad telah diberitahu bahwa ilmuwan berusia 82 tahun itu dieksekusi oleh ISIS pada tanggal 18 Agustus 2015.
Khaled Asaad sudah bekerja sebagai Kepala Urusan Benda Antik di Palmyra selama lebih dari 50 tahun. Dia sebelumnya telah ditahan dan diinterogasi militan ISIS selama lebih dari sebulan sebelum akhirnya dieksekusi.
”Bayangkan saja seorang sarjana seperti yang memberikan layanan yang mengesankan seperti soal tempat dan sejarah, dipenggal dan jasadnya masih digantung di salah satu lokasi di alun-alun Palmyra,” ujar Abdulkarim, yang dilansir Rabu (19/8/2015).
”Kehadiran penjahat itu di kota ini adalah kutukan dan pertanda buruk bagi (Palmyra) dan setiap sudut serta setiap bagian arkeologi di dalamnya,” lanjut dia.
Abdulkarim mengatakan beberapa karya Khaled Asaad di Palmyra telah diterbitkan dalam jurnal arkeologi internasional. Ilmuwan terkemuka itu pernah bekerjasama dengan Amerika Serikat, Prancis dan Swiss untuk misi penggalian dan penelitian arkeologi di reruntuhan bangunan kuno berusia 2.000 tahun di Palmyra.
Sebelum kota kuno itu jatuh ke tangan Isis, para pejabat Suriah menyatakan bahwa mereka telah memindahkan ratusan patung kuno ke lokasi yang aman. Alasannya, mereka takut benda-benda kuno itu akan dihancurkan ISIS.
Kepala Urusan Benda Antik Pemerintah Suriah, Maamoun Abdulkarim, kepada Reuters mengatakan, bahwa keluarga Asaad telah diberitahu bahwa ilmuwan berusia 82 tahun itu dieksekusi oleh ISIS pada tanggal 18 Agustus 2015.
Khaled Asaad sudah bekerja sebagai Kepala Urusan Benda Antik di Palmyra selama lebih dari 50 tahun. Dia sebelumnya telah ditahan dan diinterogasi militan ISIS selama lebih dari sebulan sebelum akhirnya dieksekusi.
”Bayangkan saja seorang sarjana seperti yang memberikan layanan yang mengesankan seperti soal tempat dan sejarah, dipenggal dan jasadnya masih digantung di salah satu lokasi di alun-alun Palmyra,” ujar Abdulkarim, yang dilansir Rabu (19/8/2015).
”Kehadiran penjahat itu di kota ini adalah kutukan dan pertanda buruk bagi (Palmyra) dan setiap sudut serta setiap bagian arkeologi di dalamnya,” lanjut dia.
Abdulkarim mengatakan beberapa karya Khaled Asaad di Palmyra telah diterbitkan dalam jurnal arkeologi internasional. Ilmuwan terkemuka itu pernah bekerjasama dengan Amerika Serikat, Prancis dan Swiss untuk misi penggalian dan penelitian arkeologi di reruntuhan bangunan kuno berusia 2.000 tahun di Palmyra.
Sebelum kota kuno itu jatuh ke tangan Isis, para pejabat Suriah menyatakan bahwa mereka telah memindahkan ratusan patung kuno ke lokasi yang aman. Alasannya, mereka takut benda-benda kuno itu akan dihancurkan ISIS.
(mas)