Anak Diduga Direkrut ISIS, Orangtua Asal Rusia Patah Hati
A
A
A
MOSKOW - Pasangan orangtua di Rusia patah hati dan tidak akan menyerah mencari anaknya yang ada di Timur Tengah setelah diduga direkrut jadi anggota ISIS. Mereka bahkan bertekad menghabiskan umurnya untuk mencari anaknya sampai ketemu.
Pasangan orangtua bernama Yury dan Maya itu mengira anak mereka berlibur dan berjemur di Sochi. Mereka kaget setelah tahu, anaknya menyeberangi perbatasan dan pergi ke Istanbul, Turki.
Sejak menuju Turki itulah, anak mereka yang berusia muda hilang tanpa kabar. Yury dan Maya sudah lebih dari sebulan tidak bisa menghubungi anaknya.
Pemuda yang diduga direkrut kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) itu, sebelum pergi sempat mengirim pesan singkat kepada teman-temannya. Dia minta agar teman-temannya tidak perlu repot-repot mencarinya. Dia berdalih pergi untuk belajar Alquran.
Orangtua itu sudah berulang kali memohon agar putranya pulang. ”Saya ingin mengatasi anak saya. Itu semua salah saya. Saya seharusnya di masjid dengan Anda, mendengarkan apa yang mereka sampaikan. Saya harusnya tidur di masjid dengan Anda. Maaf,” kata Yury ayah pemuda Rusia itu menahan air matanya.
”Saya akan hidup selama Tuhan menginginkannya, dan saya akan menghabiskan waktu untuk mencari Anda,” ujar Yury.
”Kami sedang menunggu, dan kami akan terus mencari semua dari kehidupan kita,” imbuh Maya, ibu pemuda itu sambil menangis, seperti dikutip Russia Today, Selasa (18/8/2015).
Orangtua dari pemuda yang identitasnya tidak diungkap itu, mengaku ada perubahan sikap dari anaknya dalam beberapa tahun terakhir. ”Dia bertindak normal, dia sopan dan baik. Tapi kemudian dia mendapat imam baru, dan setelah itu ia mulai berubah. Dia melayang jauh dari teman-temannya dan keluarga,” ujar Maya.
Pasangan orangtua bernama Yury dan Maya itu mengira anak mereka berlibur dan berjemur di Sochi. Mereka kaget setelah tahu, anaknya menyeberangi perbatasan dan pergi ke Istanbul, Turki.
Sejak menuju Turki itulah, anak mereka yang berusia muda hilang tanpa kabar. Yury dan Maya sudah lebih dari sebulan tidak bisa menghubungi anaknya.
Pemuda yang diduga direkrut kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) itu, sebelum pergi sempat mengirim pesan singkat kepada teman-temannya. Dia minta agar teman-temannya tidak perlu repot-repot mencarinya. Dia berdalih pergi untuk belajar Alquran.
Orangtua itu sudah berulang kali memohon agar putranya pulang. ”Saya ingin mengatasi anak saya. Itu semua salah saya. Saya seharusnya di masjid dengan Anda, mendengarkan apa yang mereka sampaikan. Saya harusnya tidur di masjid dengan Anda. Maaf,” kata Yury ayah pemuda Rusia itu menahan air matanya.
”Saya akan hidup selama Tuhan menginginkannya, dan saya akan menghabiskan waktu untuk mencari Anda,” ujar Yury.
”Kami sedang menunggu, dan kami akan terus mencari semua dari kehidupan kita,” imbuh Maya, ibu pemuda itu sambil menangis, seperti dikutip Russia Today, Selasa (18/8/2015).
Orangtua dari pemuda yang identitasnya tidak diungkap itu, mengaku ada perubahan sikap dari anaknya dalam beberapa tahun terakhir. ”Dia bertindak normal, dia sopan dan baik. Tapi kemudian dia mendapat imam baru, dan setelah itu ia mulai berubah. Dia melayang jauh dari teman-temannya dan keluarga,” ujar Maya.
(mas)