ISIS Tak Bisa Dihadapi Hanya dengan Kekuatan Militer
A
A
A
JAKARTA - Antropolog budaya dari Chiba University Jepang, Mitsuo Nakamaru mengkritik penggunaan pendekatan militer dalam menghadapi kelompok ekstrimis ISIS. Menurutnya, pendekatan militer bukanlah jalan keluar. Perlu ditempuh jalan mengajak mereka untuk berdialog mengenai kepercayaan keagamaan.
"ISIS tidak bisa dihadapi dengan cara militer. Untuk tingkatan tertentu perlu pencegahan dengan militer. Tapi yang pokok itu kan pemikiran, keagamaan kepercayaan. Karenanya, perlu diadakan upaya-upaya dialogis untuk memberikan pencerahan," ujarnya usai diskusi Prospek Hubungan Jepang dengan Umat Islam Masa Kini yang diadakan oleh Centre for Dialogue and Cooperation among Civilisations (CDCC), Jumat (14/8/2015).
Menurut Nakamura, kemunculan ISIS telah membangkitkan Islamofobia, terutama di Jepang. Tidak hanya itu, kemunculan ISIS juga memengaruhi hubungan antara Jepang dan Islam yang sejatinya telah terbentuk berpuluh-puluh tahun lalu.
Karenanya, ia menilai umat Islam di Indonesia bisa memberikan peranan dengan memberikan gambaran Islam seutuhnya. Menurutnya, Islam di Indonesia adalah Islam yang ramah.
"Perlu dilakukan upaya-upaya untuk memperkenalkan Islam di Indonesia, Islam yang ramah dan Islam Nusantara itu ke luar negeri," pintanya.
"ISIS tidak bisa dihadapi dengan cara militer. Untuk tingkatan tertentu perlu pencegahan dengan militer. Tapi yang pokok itu kan pemikiran, keagamaan kepercayaan. Karenanya, perlu diadakan upaya-upaya dialogis untuk memberikan pencerahan," ujarnya usai diskusi Prospek Hubungan Jepang dengan Umat Islam Masa Kini yang diadakan oleh Centre for Dialogue and Cooperation among Civilisations (CDCC), Jumat (14/8/2015).
Menurut Nakamura, kemunculan ISIS telah membangkitkan Islamofobia, terutama di Jepang. Tidak hanya itu, kemunculan ISIS juga memengaruhi hubungan antara Jepang dan Islam yang sejatinya telah terbentuk berpuluh-puluh tahun lalu.
Karenanya, ia menilai umat Islam di Indonesia bisa memberikan peranan dengan memberikan gambaran Islam seutuhnya. Menurutnya, Islam di Indonesia adalah Islam yang ramah.
"Perlu dilakukan upaya-upaya untuk memperkenalkan Islam di Indonesia, Islam yang ramah dan Islam Nusantara itu ke luar negeri," pintanya.
(esn)