Akur, Indonesia dan Australia Bakal Bertemu 4 Mata
A
A
A
JAKARTA - Hubungan Indonesia dan Australia kembali membaik atau akur setelah Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia, Retno Marsudi dan Menlu Australia Julie Bishop bertemu. Setelah hubungan membaik, kedua pemerintah berencana mengadakan pertemuan empat mata.
Pertemuan kedua Menlu itu terjadi di sela-sela forum ASEAN di Kuala Lumpur pekan lalu.
Kementerian Luar Negeri Indonesia menyatakan, pertemuan empat mata yang direncanakan itu belum dipastikan waktu dan tempatnya.
"Pertemuan 2+2 rencananya akan digelar pada awal Desember, namun waktu pastinya belum diketahui," kata juru bicara Kemlu, Arrmanatha Nassir, dalam briefing minggguan pada Kamis (13/8/2015)
Menurutnya, untuk memperbaiki dan memperkuat hubungan kedua negara, beberapa Menteri Australia akan melakukan kunjungan ke Indonesia. "Setiap satu bulan akan ada satu Menteri Australia ke Indonesia, untuk meningkatkan kerjasama dengan Indonesia," katanya.
Seperti diketahui, hubungan Indonesia dan Australia sempat retak setelah eksekusi dua gembong narkoba Bali Nine asal Australia. Kondisi itu diperparah dengan laporan suap yang dilakukan oknum pejabat Australia kepada penyelundup manusia agar "membuang" para pencari suaka ke wilayah Indonesia.
Pertemuan kedua Menlu itu terjadi di sela-sela forum ASEAN di Kuala Lumpur pekan lalu.
Kementerian Luar Negeri Indonesia menyatakan, pertemuan empat mata yang direncanakan itu belum dipastikan waktu dan tempatnya.
"Pertemuan 2+2 rencananya akan digelar pada awal Desember, namun waktu pastinya belum diketahui," kata juru bicara Kemlu, Arrmanatha Nassir, dalam briefing minggguan pada Kamis (13/8/2015)
Menurutnya, untuk memperbaiki dan memperkuat hubungan kedua negara, beberapa Menteri Australia akan melakukan kunjungan ke Indonesia. "Setiap satu bulan akan ada satu Menteri Australia ke Indonesia, untuk meningkatkan kerjasama dengan Indonesia," katanya.
Seperti diketahui, hubungan Indonesia dan Australia sempat retak setelah eksekusi dua gembong narkoba Bali Nine asal Australia. Kondisi itu diperparah dengan laporan suap yang dilakukan oknum pejabat Australia kepada penyelundup manusia agar "membuang" para pencari suaka ke wilayah Indonesia.
(mas)