Kapal Pembawa 12 WNI Kandas, Kemlu Panggil Kedubes Korsel
A
A
A
JAKARTA - Kapal Ikan Al Aman milik Korea Selatan (Korsel) pembawa 32 anak buah kapal (ABK) termasuk 12 warga Indonesia kandas di perairan Somalia. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia memanggil pihak Kedutaan Besar Korsel di Jakarta, kemarin.
KBRI Nairobi kini sedang berupaya menyelamatkan 12 ABK Indonesia. Kapal Al Aman merupakan kapal Korsel yang dioperasikan oleh perusahaan Yaman. Kapal itu kandas di Pantai El Merina, perairan Somalia, pada 4 Agustus 2015 akibat terjangan badai. Kondisi keamanan di kawasan pantai itu dikenal rawan.
Selain 12 ABK Indonesia, ada juga ABK asal Vietnam dan Kenya. Pemanggilan pihak Kedubes Korsel di Jakarta dilakukan oleh Direktorat Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (BHI). (Baca juga: Kapal Kandas di Somalia, 12 Warga Indonesia Coba Diselamatkan)
Dalam pertemuan tersebut disampaikan permintaan Indonesia agar Pemerintah Korsel mendesak pemilik kapal untuk mengupayakan penyelamatan seluruh ABK, memindahkan ke tempat aman, memulangkan, serta memenuhi hak-hak mereka.
Kemlu juga meminta Kedubes Korsel untuk berkoordinasi dengan Combined Maritime Forces (CMF) yang melakukam patroli reguler di perairan Somalia. Sebab, Korsel tercatat sebagai anggota CMF dan memiliki satu kapal perang yang beroperasi di perairan Somalia.
Hingga kemarin, Kepolisian Puntland sudah berhasil mencapai lokasi kandasnya kapal Al Aman. Namun belum bisa melakukan evakuasi karena medan dikenal sulit. Pada saat yang sama, KBRI Nairobi juga terus melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dan melakukan komunikasi rutin dengan para ABK Indonesia.
”Segera setelah mendapatkan informasi tersebut pada 5 Agustus 2015, kami mengontak salah seorang ABK via telepon satelit. Kami memperoleh info bahwa kondisi seluruh ABK baik, akan tetapi pemilik kapal dan operator tidak memiliki contigency plan yang jelas,” kata Yoshi Iskandar, koordinator skuad perlindungan WNI di KBRI Nairobi, dalam keterangan tertulisnya kepada Sindonews, Sabtu (8/8/2015).
KBRI Nairobi kini sedang berupaya menyelamatkan 12 ABK Indonesia. Kapal Al Aman merupakan kapal Korsel yang dioperasikan oleh perusahaan Yaman. Kapal itu kandas di Pantai El Merina, perairan Somalia, pada 4 Agustus 2015 akibat terjangan badai. Kondisi keamanan di kawasan pantai itu dikenal rawan.
Selain 12 ABK Indonesia, ada juga ABK asal Vietnam dan Kenya. Pemanggilan pihak Kedubes Korsel di Jakarta dilakukan oleh Direktorat Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (BHI). (Baca juga: Kapal Kandas di Somalia, 12 Warga Indonesia Coba Diselamatkan)
Dalam pertemuan tersebut disampaikan permintaan Indonesia agar Pemerintah Korsel mendesak pemilik kapal untuk mengupayakan penyelamatan seluruh ABK, memindahkan ke tempat aman, memulangkan, serta memenuhi hak-hak mereka.
Kemlu juga meminta Kedubes Korsel untuk berkoordinasi dengan Combined Maritime Forces (CMF) yang melakukam patroli reguler di perairan Somalia. Sebab, Korsel tercatat sebagai anggota CMF dan memiliki satu kapal perang yang beroperasi di perairan Somalia.
Hingga kemarin, Kepolisian Puntland sudah berhasil mencapai lokasi kandasnya kapal Al Aman. Namun belum bisa melakukan evakuasi karena medan dikenal sulit. Pada saat yang sama, KBRI Nairobi juga terus melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dan melakukan komunikasi rutin dengan para ABK Indonesia.
”Segera setelah mendapatkan informasi tersebut pada 5 Agustus 2015, kami mengontak salah seorang ABK via telepon satelit. Kami memperoleh info bahwa kondisi seluruh ABK baik, akan tetapi pemilik kapal dan operator tidak memiliki contigency plan yang jelas,” kata Yoshi Iskandar, koordinator skuad perlindungan WNI di KBRI Nairobi, dalam keterangan tertulisnya kepada Sindonews, Sabtu (8/8/2015).
(mas)