AS Kebobolan, Rusia Diduga Retas Komputer Pentagon
![AS Kebobolan, Rusia...](https://a-cdn.sindonews.net/dyn/732/content/2015/08/07/42/1030330/as-kebobolan-rusia-diduga-retas-komputer-pentagon-VZy-thumb.jpg)
AS Kebobolan, Rusia Diduga Retas Komputer Pentagon
A
A
A
WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) kebobolan, setelah komputer Pentagon diduga diretas oleh hacker Rusia. Dugaan keterlibatan Pemerintah Rusia sedang ditelusuri pihak militer AS.
Serangan cyber canggih itu menyasar pada email unclassified milik jaringan Staf Gabungan Militer AS. Hal itu diungkap seorang pejabat Pentagon yang menolak diidentifikasi karena penyelidikan masih berlangsung.
“Ini adalah serangan spearphishing, (keterlibatan) sedang ditelusuri ke negara itu,” kata pejabat Pentagon tersebut, ketika ditanya apakah Pemerintah Rusia terlibat dalam peretasan komputer militer AS itu, seperti dikutip Reuters, Jumat (7/8/2015).
Pejabat AS lainnya yang juga berbicara dengan syarat anonim, menjelaskan bahwa,Rusia kemungkinan menjadi tersangka dalam serangan cyber canggih ini. Namun, untuk kepastiannya masih menunggu hasil penyelidikan.
Peretasan terhadap jaringan komputer Pentagon itu terjadi sekitar tanggal 25 Juli 2015. Sebanyak 4 ribu personel militer dan sipil yang bekerja untuk Staf Gabungan Militer AS terpengaruh oleh serangan cyber canggih ini.
Sedangkan pihak Pentagon secara resmi menolak berkomentar atas penyelidikan itu. Pada akhir April 2015, Menteri Pertahanan AS, Ashton Carter, menyalahkan hacker Rusia atas serangan serupa pada jaringan komputer militer AS tahun ini. Carter saat itu memerintahkan perburuan pada penysup dalam waktu 24 jam.
Dmitri Alperovitch, Kepala Kantor Teknologi dan co-founder dari CrowdStrike, sebuah perusahaan cybersecurity, mengatakan bahwa perusahaannya telah melihat sebuah serangan cyber dalam ”eskalasi besar” yang terkait dengan Rusia.
Sedangkan Pemerintah Rusia belum merespons tuduhan serangan cyber pada jaringan komputer AS. Rusia dan AS hingga kini masih bersitegang terkait krisis Ukraina. AS dan negara-negara Barat masih menjatuhkan sanksi terhadap Rusia.
Serangan cyber canggih itu menyasar pada email unclassified milik jaringan Staf Gabungan Militer AS. Hal itu diungkap seorang pejabat Pentagon yang menolak diidentifikasi karena penyelidikan masih berlangsung.
“Ini adalah serangan spearphishing, (keterlibatan) sedang ditelusuri ke negara itu,” kata pejabat Pentagon tersebut, ketika ditanya apakah Pemerintah Rusia terlibat dalam peretasan komputer militer AS itu, seperti dikutip Reuters, Jumat (7/8/2015).
Pejabat AS lainnya yang juga berbicara dengan syarat anonim, menjelaskan bahwa,Rusia kemungkinan menjadi tersangka dalam serangan cyber canggih ini. Namun, untuk kepastiannya masih menunggu hasil penyelidikan.
Peretasan terhadap jaringan komputer Pentagon itu terjadi sekitar tanggal 25 Juli 2015. Sebanyak 4 ribu personel militer dan sipil yang bekerja untuk Staf Gabungan Militer AS terpengaruh oleh serangan cyber canggih ini.
Sedangkan pihak Pentagon secara resmi menolak berkomentar atas penyelidikan itu. Pada akhir April 2015, Menteri Pertahanan AS, Ashton Carter, menyalahkan hacker Rusia atas serangan serupa pada jaringan komputer militer AS tahun ini. Carter saat itu memerintahkan perburuan pada penysup dalam waktu 24 jam.
Dmitri Alperovitch, Kepala Kantor Teknologi dan co-founder dari CrowdStrike, sebuah perusahaan cybersecurity, mengatakan bahwa perusahaannya telah melihat sebuah serangan cyber dalam ”eskalasi besar” yang terkait dengan Rusia.
Sedangkan Pemerintah Rusia belum merespons tuduhan serangan cyber pada jaringan komputer AS. Rusia dan AS hingga kini masih bersitegang terkait krisis Ukraina. AS dan negara-negara Barat masih menjatuhkan sanksi terhadap Rusia.
(mas)