Hizbullah Bangga Dijadikan Target oleh AS
Minggu, 26 Juli 2015 - 18:28 WIB

Hizbullah Bangga Dijadikan Target oleh AS
A
A
A
BEIRUT - Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengaku bangga menjadi salah satu target serangan Amerika Serikat (AS). Menurutnya, hal itu menjadi tanda bahwa AS merasa terancam dengan keberadaan Hizbullah, yang terus mempertahankan jati diri dan wilayahnya.
"Kami bangga bahwa AS menghukum kami. Ini masih AS yang sama, apakah sebelum atau sesudah kesepakatan nuklir Iran, mereka tetap menjadi setan besar," kata Nassralah, dalam sebuah pernyataan seperti dilansir PressTv pada Minggu (26/7/2015).
"Kelompok kami akan terus melakukan perlawanan untuk mempertahankan wilayah kami dan ini adalah perlawanan terhadap proyek Zionis atau dengan kata yang lebih baik proyek Takfiri (orang kafir)," sambungnya.
Pernyataan Nasrallah itu muncul hanya beberapa hari setelah Washington memberlakukan sanksi terhadap tiga pejabat Hizbullah. Ketiga pajabat itu, yakni Mustafa Badr Al Din, Ibrahim Aqil, dan Fu'ad Shukr dijatuhi sanksi oleh AS karena memberikan dukungan kepada pemerintahan Suriah di bawah pimpinan Bashar al-Assar.
Di kesempatan yang sama, dirinya juga mengatakan bahwa kesepakatan nuklir Iran dan AS tidak mengubah sikap Iran kepada Hizbullah. Menurutnya, apapun yang terjadi, Iran tidak akan sedikitpun mengendurkan dukungan kepada Hizbullah.
"Presiden Iran dan seluruh pejabat telah menegaskan sikap negara mereka terhadap Hizbullah tidak akan berubah," imbuhnya.
"Kami bangga bahwa AS menghukum kami. Ini masih AS yang sama, apakah sebelum atau sesudah kesepakatan nuklir Iran, mereka tetap menjadi setan besar," kata Nassralah, dalam sebuah pernyataan seperti dilansir PressTv pada Minggu (26/7/2015).
"Kelompok kami akan terus melakukan perlawanan untuk mempertahankan wilayah kami dan ini adalah perlawanan terhadap proyek Zionis atau dengan kata yang lebih baik proyek Takfiri (orang kafir)," sambungnya.
Pernyataan Nasrallah itu muncul hanya beberapa hari setelah Washington memberlakukan sanksi terhadap tiga pejabat Hizbullah. Ketiga pajabat itu, yakni Mustafa Badr Al Din, Ibrahim Aqil, dan Fu'ad Shukr dijatuhi sanksi oleh AS karena memberikan dukungan kepada pemerintahan Suriah di bawah pimpinan Bashar al-Assar.
Di kesempatan yang sama, dirinya juga mengatakan bahwa kesepakatan nuklir Iran dan AS tidak mengubah sikap Iran kepada Hizbullah. Menurutnya, apapun yang terjadi, Iran tidak akan sedikitpun mengendurkan dukungan kepada Hizbullah.
"Presiden Iran dan seluruh pejabat telah menegaskan sikap negara mereka terhadap Hizbullah tidak akan berubah," imbuhnya.
(esn)