Jepang Kecam Pangkalan Militer China di Laut China Selatan
A
A
A
TOKYO - Jepang mengecam China yang telah membangun pangkalan militer di Kepulauan Spratly, Laut China Selatan. Tokyo menuduh Beijing bergerak dengan taktik ”tangan tinggi” untuk menguatkan klaimnya atas kawasan Laut China Selatan.
Jepang telah menerbitkan laporan pertahanan tahunan yang tlah direvisi pada Selasa (21/7/2015). Laporan setebal 500 halaman yang disetujui oleh Pemerintah Perdana Menteri Shinzo Abe, termasuk memuat hasil citra satelit yang mengungkap proyek pulau buatan China di Laut China Selatan.
China mengklaim hampir 90 persen dari 3,5 juta km persegi kawasan Laut China Selatan. Klaim itu ditentang Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei dan Taiwan yang sama-sama mengklaim kawasan maritim tersebut.
”Kami telah memastikan bahwa China telah memulai pembangunan dan (eksplorasi) laut dan kami mengulangi penentangan kami untuk pengembangan unilateral China dan menyerukan China untuk berhenti,” kata Kementerian Pertahanan Jepang dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters.
Jepang sejatinya tidak ikut terlibat dalam sengketa Laut China Selatan dengan China. Kedua negara itu bersengketa atas kawasan Laut China Timur. Kendati demikian, Tokyo khawatir pangkalan militer Beijing di Laut China Selatan digunakan sebagai pos-pos radar untuk kepentingan China dalam sengketa Laut China Timur.
Kecaman Jepang terhadap China itu muncul di saat parlemen Jepang memperdebatkan undang-undang yang akan memungkinkan militer Jepang bangkit untuk pertama kalinya sejak Perang Dunia II. Sejak wacana bangkitnya militer Jepang itu muncul, Angkatan Bersenjata Jepang (SDF) untuk pertama kalinya bersiap untuk latihan perang bersama dengan militer Amerika Serikat dan Australia.
Jepang telah menerbitkan laporan pertahanan tahunan yang tlah direvisi pada Selasa (21/7/2015). Laporan setebal 500 halaman yang disetujui oleh Pemerintah Perdana Menteri Shinzo Abe, termasuk memuat hasil citra satelit yang mengungkap proyek pulau buatan China di Laut China Selatan.
China mengklaim hampir 90 persen dari 3,5 juta km persegi kawasan Laut China Selatan. Klaim itu ditentang Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei dan Taiwan yang sama-sama mengklaim kawasan maritim tersebut.
”Kami telah memastikan bahwa China telah memulai pembangunan dan (eksplorasi) laut dan kami mengulangi penentangan kami untuk pengembangan unilateral China dan menyerukan China untuk berhenti,” kata Kementerian Pertahanan Jepang dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters.
Jepang sejatinya tidak ikut terlibat dalam sengketa Laut China Selatan dengan China. Kedua negara itu bersengketa atas kawasan Laut China Timur. Kendati demikian, Tokyo khawatir pangkalan militer Beijing di Laut China Selatan digunakan sebagai pos-pos radar untuk kepentingan China dalam sengketa Laut China Timur.
Kecaman Jepang terhadap China itu muncul di saat parlemen Jepang memperdebatkan undang-undang yang akan memungkinkan militer Jepang bangkit untuk pertama kalinya sejak Perang Dunia II. Sejak wacana bangkitnya militer Jepang itu muncul, Angkatan Bersenjata Jepang (SDF) untuk pertama kalinya bersiap untuk latihan perang bersama dengan militer Amerika Serikat dan Australia.
(mas)