Diplomasi Buruk dengan Indonesia, Australia Kena Batunya
A
A
A
CANBERRA - Diplomasi buruk yang dilakukan Pemerintah Australia pada Pemerintah Indonesia membuat Negeri Kanguru itu kena batunya. Australia kecewa setelah Indonesia memangkas jumlah impor sapi dalam jumlah besar.
Menteri Pertanian Australia, Barnaby Joyce, mengatakan bahwa, ia ingin memastikan Australia bekerja untuk resolusi dengan Indonesia sesegera mungkin setelah Indonesia memangkas jumlah impor sapi dari Australia.
Para perwakilan bisnis Australia yang beroperasi di Indonesia menyatakan diplomasi “megafon” Australia dan kurangnya konsultasi dengan Indonesia atas polemik pengusiran para pencari suaka ke wilayah Indonesia telah membuat Indonesia tidak senang.
Indonesia yang biasanya mengimpor sapi dari Australia dengan kuota hingga 250 ribu ekor, kini dipangkas menjadi sekitar 50 ribu ekor. Joyce merasa keputusan Indonesia itu “mengecewakan” dan bersumpah untuk mencari alternatif pasar lain. Para menteri senior di pemerintah Perdana Menteri Tony Abbott membantah keputusan Indonesia itu terkait ketegangan hubungan diplomatik kedua negara.
Namun, Debnath Guharoy, Presiden Dewan Bisnis Australia Indonesia, mengatakan sebaliknya. ”Dalam komunikasi saya dengan lembaga dan departemen pemerintah Indonesia, sentimen luar biasa yang saya rasakan adalah mereka tidak senang dengan Australia. Mereka tidak senang dengan cara kami melakukan diplomasi. (Diplomasi) megafon ini tidak bekerja,” katanya.
”Yang benar adalah, dalam hal hubungan bisnis, itu tidak membantu. Fakta bahwa kami (Australia) membuat keputusan secara sepihak tanpa konsultasi dan memberitahu mereka (Indonesia) hanya untuk berurusan dengan konsekuensi, kita hanya perlu melakukan diplomasi yang lebih baik dari yang telah kita lakukan,” ujarnya, seperti diberitakan Sydney Morning Herald, Selasa (14/7/2015).
Menteri Pertanian Australia, Barnaby Joyce, mengatakan bahwa, ia ingin memastikan Australia bekerja untuk resolusi dengan Indonesia sesegera mungkin setelah Indonesia memangkas jumlah impor sapi dari Australia.
Para perwakilan bisnis Australia yang beroperasi di Indonesia menyatakan diplomasi “megafon” Australia dan kurangnya konsultasi dengan Indonesia atas polemik pengusiran para pencari suaka ke wilayah Indonesia telah membuat Indonesia tidak senang.
Indonesia yang biasanya mengimpor sapi dari Australia dengan kuota hingga 250 ribu ekor, kini dipangkas menjadi sekitar 50 ribu ekor. Joyce merasa keputusan Indonesia itu “mengecewakan” dan bersumpah untuk mencari alternatif pasar lain. Para menteri senior di pemerintah Perdana Menteri Tony Abbott membantah keputusan Indonesia itu terkait ketegangan hubungan diplomatik kedua negara.
Namun, Debnath Guharoy, Presiden Dewan Bisnis Australia Indonesia, mengatakan sebaliknya. ”Dalam komunikasi saya dengan lembaga dan departemen pemerintah Indonesia, sentimen luar biasa yang saya rasakan adalah mereka tidak senang dengan Australia. Mereka tidak senang dengan cara kami melakukan diplomasi. (Diplomasi) megafon ini tidak bekerja,” katanya.
”Yang benar adalah, dalam hal hubungan bisnis, itu tidak membantu. Fakta bahwa kami (Australia) membuat keputusan secara sepihak tanpa konsultasi dan memberitahu mereka (Indonesia) hanya untuk berurusan dengan konsekuensi, kita hanya perlu melakukan diplomasi yang lebih baik dari yang telah kita lakukan,” ujarnya, seperti diberitakan Sydney Morning Herald, Selasa (14/7/2015).
(mas)