Tiga Negara Rival China Ini Gelar Latihan Perang Bersama
A
A
A
SYDNEY - Di tengah situasi yang terus memanas di kawasan Laut China Selatan, tiga negara rival China ini justru mengadakan latihan perang bersama. Ketiga negara tersebut adalah Jepang, Australia, dan Amerika Serikat (AS).
Melansir Guardian pada Minggu (5/7/2015), latihan perang bertajuk “Talisman Sabre” itu rencananya akan digelar selama kurang lebih dua pekan dan akan dimulai pada pekan ini. Latihan perang itu dijadwalkan akan berakhir pada 21 Juli mendatang.
Dalam latihan perang tersebut, Jepang telah mengkonfirmasi akan mengirimkan 40 personel dari Japan Ground Self Defense Force (JGSDF). Sedangkan setidaknya 500 pasukan akan diterjunkan oleh AS dan Australia dalam latihan perang tersebut.
“Ini adalah hubungan yang sangat penting dan saat ini kita menghadapi tantangan yang cukup signifikan di berbagai belahan dunia, terutama di Timur Tengah," kata Perdana Menteri Australia Tony Abbott dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, dugaan hubungan latihan perang ini dengan konflik di Laut China Selatan diutarakan seorang pakar dari Universitas Sydney, John Lee. Menurutnya, dengan ikut sertanya Jepang dalam latihan perang tersebut, semakin menunjukan bahwa hal ini memang ditujukan untuk China, dan konflik di wilayah sengketa.
“Latihan perang ini sudah tentu terkait dengan tindakan China yang semakin berani dan semakin banyak mengeluarkan uang untuk memperkuat kapabilitas militer mereka untuk mendukung tindakan mereka, terutama di Laut China Selatan,” kata Lee.
Melansir Guardian pada Minggu (5/7/2015), latihan perang bertajuk “Talisman Sabre” itu rencananya akan digelar selama kurang lebih dua pekan dan akan dimulai pada pekan ini. Latihan perang itu dijadwalkan akan berakhir pada 21 Juli mendatang.
Dalam latihan perang tersebut, Jepang telah mengkonfirmasi akan mengirimkan 40 personel dari Japan Ground Self Defense Force (JGSDF). Sedangkan setidaknya 500 pasukan akan diterjunkan oleh AS dan Australia dalam latihan perang tersebut.
“Ini adalah hubungan yang sangat penting dan saat ini kita menghadapi tantangan yang cukup signifikan di berbagai belahan dunia, terutama di Timur Tengah," kata Perdana Menteri Australia Tony Abbott dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, dugaan hubungan latihan perang ini dengan konflik di Laut China Selatan diutarakan seorang pakar dari Universitas Sydney, John Lee. Menurutnya, dengan ikut sertanya Jepang dalam latihan perang tersebut, semakin menunjukan bahwa hal ini memang ditujukan untuk China, dan konflik di wilayah sengketa.
“Latihan perang ini sudah tentu terkait dengan tindakan China yang semakin berani dan semakin banyak mengeluarkan uang untuk memperkuat kapabilitas militer mereka untuk mendukung tindakan mereka, terutama di Laut China Selatan,” kata Lee.
(esn)