Takut Hasil Incest dengan Ayahnya, Wanita Ini Bunuh 8 Bayinya
A
A
A
PARIS - Seorang wanita Prancis diadili atas tuduhan membunuh delapan bayinya. Wanita itu takut jika delapan bayi itu merupakan hasil hubungan seks dengan ayahnya atau incest.
Wanita bernama Dominique Cottrez, 51, dalam sidang dituduh mencekik semua bayinya yang kemudian dikubur di sekitar bekas rumahnya di wilayah Prancis utara pada tahun 2010.
Kepada penyidik, Cottrez mengaku bahwa dia telah membunuh delapan bayi yang baru lahir setelah dia merahasiakan kehamilannya dari sang suami. Dia mengaku diperkosa ayahnya sebelum memiliki suami. Setelah menikah, dia diam-diam masih melakukan hubungan badan dengan ayahnya.
Dia berhasil menutupi kehamilannya karena dia mengalami obesitas atau kegemukan. Meski takut delapan bayi yang dia bunuh hasil incest dengan ayahnya, namun hasil uji forensik dari sisa-sisa jenazah delapan bayi menyatakan bahwa semua bayi itu anak Cottrez dengan suami sahnya.
Cottrez diadili pada hari Kamis di kota Douai, Prancis. Dia terancam dipenjara jika terbukti bersalah. Pengacara berharap pengadilan mendengarkan kesaksian Cottrez bahwa dia korban pemerkosaan dan incest. Pengacaranya telah meminta hukuman yang lebih rendah.
Uji forensik terhadap sisa-sisa delapan bayi itu dilakukan penyidik polisi dengan melibatkan sejumlah saksi, termasuk ahli kejiwaan, suami Cottrez, anak perempuan Cottrez dan saudara Cottrez.
Selama sidang Cottrez menangis mengenang pemerkosaan yang dilakukan ayahnya ketika dia berusia delapan tahun dan berulang kembali ketika dia memasuki usia remaja. Bahkan setelah Cottrezz dewasa, dia masih menjalani hubungan asmara dengan ayah kandungnya termasuk setelah dia menikah.
Dia mengaku mencintai ayahnya lebih dari cintanya kepada sang suami. Ayahnya telah meninggal pada tahun 2007. “Cottrez mengatakan kepada hakim, bahwa dia tidak pernah menggunakan kontrasepsi atau melakukan aborsi karena takut pada dokter. Dia mengatakan pembunuhan itu telah menjadi ’alat kontrasepsi’,” bunyi dokumen pengadilan seperti dikutip Guardian, Sabtu (27/6/2015).
Mayat delapan bayi itu ditemukan pada pertengahan 2010, ketika seorang pria menggali tanah di kebunnya di wilayah Prancis utara. Jasad delapan bayi itu dikubur dengan dibungkus kantong sampah.
Wanita bernama Dominique Cottrez, 51, dalam sidang dituduh mencekik semua bayinya yang kemudian dikubur di sekitar bekas rumahnya di wilayah Prancis utara pada tahun 2010.
Kepada penyidik, Cottrez mengaku bahwa dia telah membunuh delapan bayi yang baru lahir setelah dia merahasiakan kehamilannya dari sang suami. Dia mengaku diperkosa ayahnya sebelum memiliki suami. Setelah menikah, dia diam-diam masih melakukan hubungan badan dengan ayahnya.
Dia berhasil menutupi kehamilannya karena dia mengalami obesitas atau kegemukan. Meski takut delapan bayi yang dia bunuh hasil incest dengan ayahnya, namun hasil uji forensik dari sisa-sisa jenazah delapan bayi menyatakan bahwa semua bayi itu anak Cottrez dengan suami sahnya.
Cottrez diadili pada hari Kamis di kota Douai, Prancis. Dia terancam dipenjara jika terbukti bersalah. Pengacara berharap pengadilan mendengarkan kesaksian Cottrez bahwa dia korban pemerkosaan dan incest. Pengacaranya telah meminta hukuman yang lebih rendah.
Uji forensik terhadap sisa-sisa delapan bayi itu dilakukan penyidik polisi dengan melibatkan sejumlah saksi, termasuk ahli kejiwaan, suami Cottrez, anak perempuan Cottrez dan saudara Cottrez.
Selama sidang Cottrez menangis mengenang pemerkosaan yang dilakukan ayahnya ketika dia berusia delapan tahun dan berulang kembali ketika dia memasuki usia remaja. Bahkan setelah Cottrezz dewasa, dia masih menjalani hubungan asmara dengan ayah kandungnya termasuk setelah dia menikah.
Dia mengaku mencintai ayahnya lebih dari cintanya kepada sang suami. Ayahnya telah meninggal pada tahun 2007. “Cottrez mengatakan kepada hakim, bahwa dia tidak pernah menggunakan kontrasepsi atau melakukan aborsi karena takut pada dokter. Dia mengatakan pembunuhan itu telah menjadi ’alat kontrasepsi’,” bunyi dokumen pengadilan seperti dikutip Guardian, Sabtu (27/6/2015).
Mayat delapan bayi itu ditemukan pada pertengahan 2010, ketika seorang pria menggali tanah di kebunnya di wilayah Prancis utara. Jasad delapan bayi itu dikubur dengan dibungkus kantong sampah.
(mas)