Ramadan, Politikus Belanda Tayangkan Kartun Nabi Muhammad
A
A
A
DEN HAAG - Bertepatan dengan bulan Ramadan, politikus anti-Islam asal Belanda, Geert Wilders, nekat menayangkan kartun yang dianggap menggambar sosok Nabi Muhammad di stasiun televisi.
Aksi nekat Wilders itu dilakukan sebulan setelah lomba menggambar karikatur Nabi Muhammad di Texas, Amerika Serikat (AS) diserang pria bersenjata.
Selama siaran tiga menit yang dialokasikan untuk Partai Kebebasan, Geert Wilders mempromosikan ”kebebasan berbicara” dengan menayangkan slideshow kartun Nabi Muhammad yang diiringi musik piano.
”Satu-satunya cara untuk menunjukkan pada 'teroris' bahwa mereka tidak akan menang adalah melakukan apa yang mereka tidak ingin kita lakukan,” kata Wilders.
”Saya menyiarkan kartun bukan untuk memprovokasi; saya melakukannya karena kita harus menunjukkan bahwa kita berdiri untuk kebebasan berbicara dan bahwa kita tidak akan pernah menyerah pada kekerasan. Kebebasan adalah hak asasi kita. Kebebasan berbicara harus selalu menang atas kekerasan dan teror,” ujarnya.
Politikus itu berdalih, bahwa ia "dipaksa" untuk menanyangkan karikatur provokatif setelah Parlemen Belanda menolak untuk menjadi tuan rumah pameran kartun Nabi.
Tayangan kartun Nabi itu telah menuai kecaman, salah satunya dari Dewan Masjid di Belanda. Juru bicara dewan itu, Aissa Zanzen, menyebut tindakan Wilders hanya aksi publisitas. ”Wilders sudah memprovokasi umat Islam dan dia telah melakukan semua yang dia bisa untuk melakukan itu,” katanya.
Sebelum disiarkan, Pemerintah Belanda mengambil langkah pencegahan, dengan mengirimkan 140 nota diplomatik di seluruh dunia agar mempersiapkan kedutaan Belanda dari ancaman potensial akibat aksi nekat Wilders.
Pemerintah Belanda menegaskan, penayangan kartun itu bukan inisiatif pemerintah, tapi murni inisiatif pribadi Wilders.
Aksi nekat Wilders itu dilakukan sebulan setelah lomba menggambar karikatur Nabi Muhammad di Texas, Amerika Serikat (AS) diserang pria bersenjata.
Selama siaran tiga menit yang dialokasikan untuk Partai Kebebasan, Geert Wilders mempromosikan ”kebebasan berbicara” dengan menayangkan slideshow kartun Nabi Muhammad yang diiringi musik piano.
”Satu-satunya cara untuk menunjukkan pada 'teroris' bahwa mereka tidak akan menang adalah melakukan apa yang mereka tidak ingin kita lakukan,” kata Wilders.
”Saya menyiarkan kartun bukan untuk memprovokasi; saya melakukannya karena kita harus menunjukkan bahwa kita berdiri untuk kebebasan berbicara dan bahwa kita tidak akan pernah menyerah pada kekerasan. Kebebasan adalah hak asasi kita. Kebebasan berbicara harus selalu menang atas kekerasan dan teror,” ujarnya.
Politikus itu berdalih, bahwa ia "dipaksa" untuk menanyangkan karikatur provokatif setelah Parlemen Belanda menolak untuk menjadi tuan rumah pameran kartun Nabi.
Tayangan kartun Nabi itu telah menuai kecaman, salah satunya dari Dewan Masjid di Belanda. Juru bicara dewan itu, Aissa Zanzen, menyebut tindakan Wilders hanya aksi publisitas. ”Wilders sudah memprovokasi umat Islam dan dia telah melakukan semua yang dia bisa untuk melakukan itu,” katanya.
Sebelum disiarkan, Pemerintah Belanda mengambil langkah pencegahan, dengan mengirimkan 140 nota diplomatik di seluruh dunia agar mempersiapkan kedutaan Belanda dari ancaman potensial akibat aksi nekat Wilders.
Pemerintah Belanda menegaskan, penayangan kartun itu bukan inisiatif pemerintah, tapi murni inisiatif pribadi Wilders.
(mas)