Korut Kobarkan Dunia untuk Mencincang Amerika
A
A
A
PYONGYANG - Pemerintah Korea Utara (Korut) mencela Amerika Serikat (AS) dengan menyebutnya sebagai “gangster imperialis”. Korut juga mengobarkan dunia untuk mencincang AS.
Seruan perlawanan pada AS itu muncul di tengah peringatan 65 tahun Perang Korea. Komisi Pertahanan Nasional menyatakan dalam pernyataan, bahwa peringatan 65 tahun Perang Korea bisa ditandai dengan mulai menghancurkan AS.
”Kami menyerukan kepada dunia untuk berubah, melakukan perjuangan anti-AS untuk mencincang gangster imperialis AS,” bunyi pernyataan komisi itu seperti dilansir kantor berita KCNA, Kamis (25/6/2015).
“Asia harus berubah untuk memotong tangan kanan AS, Afrika harus bangkit untuk memotong kaki kiri AS, Timur Tengah harus memotong pergelangan kaki AS dan Eropa harus memotong leher AS,” lanjut pernyataan itu.
”Satu-satunya cara yang bisa dilakukan AS adalah membuat permintaan maaf kepada tentara dan rakyat DPRK (Korut)dan mengibarkan bendera putih,” imbuh pernyataan itu.
Sementara itu, di Korea Selatan (Korsel) peringatan 65 tahun Perang Korea cenderung relatif tenang. Tapi, Perdana Menteri Korsel, Hwang Kyo-ahn, yang memimpin upacara telah menyerukan kewaspadaan.
”Kita harus memperkuat kesiapan keamanan dan kekuatan militer karena situasi di Semenanjung Korea tetap tidak stabil enam dekade setelah perang berakhir,” katanya. ”Pemerintah akan menindak tegas provokasi dari Korut.”
Seruan perlawanan pada AS itu muncul di tengah peringatan 65 tahun Perang Korea. Komisi Pertahanan Nasional menyatakan dalam pernyataan, bahwa peringatan 65 tahun Perang Korea bisa ditandai dengan mulai menghancurkan AS.
”Kami menyerukan kepada dunia untuk berubah, melakukan perjuangan anti-AS untuk mencincang gangster imperialis AS,” bunyi pernyataan komisi itu seperti dilansir kantor berita KCNA, Kamis (25/6/2015).
“Asia harus berubah untuk memotong tangan kanan AS, Afrika harus bangkit untuk memotong kaki kiri AS, Timur Tengah harus memotong pergelangan kaki AS dan Eropa harus memotong leher AS,” lanjut pernyataan itu.
”Satu-satunya cara yang bisa dilakukan AS adalah membuat permintaan maaf kepada tentara dan rakyat DPRK (Korut)dan mengibarkan bendera putih,” imbuh pernyataan itu.
Sementara itu, di Korea Selatan (Korsel) peringatan 65 tahun Perang Korea cenderung relatif tenang. Tapi, Perdana Menteri Korsel, Hwang Kyo-ahn, yang memimpin upacara telah menyerukan kewaspadaan.
”Kita harus memperkuat kesiapan keamanan dan kekuatan militer karena situasi di Semenanjung Korea tetap tidak stabil enam dekade setelah perang berakhir,” katanya. ”Pemerintah akan menindak tegas provokasi dari Korut.”
(mas)