WikiLeaks: NSA Sadap Tiga Presiden Prancis
A
A
A
PARIS - Situs anti-kerahasiaan WikiLeaks membongkar ulah Badan Keamanan Nasional (NSA) Amerika Serikat (AS) yang menyadap komunikasi ketiga Presiden Prancis.
Korban NSA itu adalah Presiden Jacques Chirac (1995-2007), kemudian penggantinya Presiden Nicolas Sarkozy (2007-2012) dan penerusnya, Presiden Francois Hollande (2012-sekarang).
WikiLeaks dalam keterangan tertulisnya mengatakan, dokumen rahasia tentang aksi spionase NSA itu berupa lalu lintas komunikasi ketiga Presiden Prancis itu, termasuk komunikasi dengan para menteri serta Duta Besar Prancis untuk AS.
Contoh dokumen itu adalah percakapan Sarkozy yang ingin memulai perundingan damai Israel dan Palestina tanpa keterlibatan AS. Contoh lain, soal kekhawatiran Hollande tentang Yunani terkait keanggotaan Uni Eropa.
Ini adalah bocoran terbaru tentang aksi spionase di antara sekutu negara-negara Barat. Sebelumnya, NSA terungkap pernah memata-matai Jerman. Sedangkan badan intelijen Jerman (BND) bekerjasama dengan NSA untuk memata-matai para pejabat dan perusahaan di tempat lain di wilayah Eropa.
”Orang-orang Prancis memiliki hak untuk mengetahui bahwa mereka memilih pemerintah yang tunduk pada pengawasan musuh yang seharusnya menjadi sekutu,” kata pendiri WikiLeaks, Julian Assange, dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Reuters, Rabu (24/6/2015).
Menurutnya, bocoran penting lainnya akan segera menyusul. WikiLeaks menyatakan, dokumen yang bocor juga berisi nomor ponsel dari banyak pejabat di istana presiden Elysee termasuk nomor ponsel Presiden Prancis.
Pihak kantor Presiden Prancis tidak segera menanggapi bocoran dokumen dari WikiLeaks. Kementerian Luar Negeri Prancis menolak untuk mengomentari bocoran dokumen rahasia itu. Departemen Luar Negeri AS juga menolak berkomentar.
Korban NSA itu adalah Presiden Jacques Chirac (1995-2007), kemudian penggantinya Presiden Nicolas Sarkozy (2007-2012) dan penerusnya, Presiden Francois Hollande (2012-sekarang).
WikiLeaks dalam keterangan tertulisnya mengatakan, dokumen rahasia tentang aksi spionase NSA itu berupa lalu lintas komunikasi ketiga Presiden Prancis itu, termasuk komunikasi dengan para menteri serta Duta Besar Prancis untuk AS.
Contoh dokumen itu adalah percakapan Sarkozy yang ingin memulai perundingan damai Israel dan Palestina tanpa keterlibatan AS. Contoh lain, soal kekhawatiran Hollande tentang Yunani terkait keanggotaan Uni Eropa.
Ini adalah bocoran terbaru tentang aksi spionase di antara sekutu negara-negara Barat. Sebelumnya, NSA terungkap pernah memata-matai Jerman. Sedangkan badan intelijen Jerman (BND) bekerjasama dengan NSA untuk memata-matai para pejabat dan perusahaan di tempat lain di wilayah Eropa.
”Orang-orang Prancis memiliki hak untuk mengetahui bahwa mereka memilih pemerintah yang tunduk pada pengawasan musuh yang seharusnya menjadi sekutu,” kata pendiri WikiLeaks, Julian Assange, dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Reuters, Rabu (24/6/2015).
Menurutnya, bocoran penting lainnya akan segera menyusul. WikiLeaks menyatakan, dokumen yang bocor juga berisi nomor ponsel dari banyak pejabat di istana presiden Elysee termasuk nomor ponsel Presiden Prancis.
Pihak kantor Presiden Prancis tidak segera menanggapi bocoran dokumen dari WikiLeaks. Kementerian Luar Negeri Prancis menolak untuk mengomentari bocoran dokumen rahasia itu. Departemen Luar Negeri AS juga menolak berkomentar.
(mas)