Jepang Bantu Rp46 Miliar untuk Rohingya
A
A
A
TOKYO - Pemerintah Jepang saat ini menawarkan dana bantuan US$3,5 juta atau sekitar Rp46 miliar untuk menolong para imigran Rohingya. Komunitas Rohingya melarikan diri dari Myanmar karena mengalami penganiayaan di negara itu.
Menteri Luar Negeri Jepang, Fumio Kishida, mengatakan Jepang tetap berkomitmen untuk membantu upaya rekonsiliasi nasional di berbagai bidang di Asia. Termasuk antara Pemerintah Myanmar dan kelompok minoritas etnis Rohingya.
”Berkenaan dengan imigran non-reguler, termasuk perempuan dan anak-anak yang mencoba untuk menyeberangi Samudera Hindia, Jepang telah memutuskan untuk memberikan bantuan US$3,5 juta,” katanya, seperti dilansir Business Standard, Sabtu (20/6/2015).
Bantuan akan disalurkan melalui agen-agen global seperti Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi. Kementerian Luar Negeri Jepang mengatakan, dana itu untuk menyediakan makanan dan tempat tinggal serta untuk mendanai analisis data pergerakan maritim mereka.
Nasib Rohingya yang hidup miskin dan dianiaya telah menarik perhatian internasional, setelah ribuan dari mereka bersama imigran Bangladesh menjejalkan diri ke perahu dan berjuang mati-matian untuk mencapai negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Warga Muslim Rohingya sudah lama mengeluhkan diskriminasi sistematis dan penganiayaan oleh kelompok mayoritas Budha Myanmar. Pemerintah Myanmar sendiri menolak mengakui komunitas Rohingya sebagai warga negaranya.
Menteri Luar Negeri Jepang, Fumio Kishida, mengatakan Jepang tetap berkomitmen untuk membantu upaya rekonsiliasi nasional di berbagai bidang di Asia. Termasuk antara Pemerintah Myanmar dan kelompok minoritas etnis Rohingya.
”Berkenaan dengan imigran non-reguler, termasuk perempuan dan anak-anak yang mencoba untuk menyeberangi Samudera Hindia, Jepang telah memutuskan untuk memberikan bantuan US$3,5 juta,” katanya, seperti dilansir Business Standard, Sabtu (20/6/2015).
Bantuan akan disalurkan melalui agen-agen global seperti Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi. Kementerian Luar Negeri Jepang mengatakan, dana itu untuk menyediakan makanan dan tempat tinggal serta untuk mendanai analisis data pergerakan maritim mereka.
Nasib Rohingya yang hidup miskin dan dianiaya telah menarik perhatian internasional, setelah ribuan dari mereka bersama imigran Bangladesh menjejalkan diri ke perahu dan berjuang mati-matian untuk mencapai negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Warga Muslim Rohingya sudah lama mengeluhkan diskriminasi sistematis dan penganiayaan oleh kelompok mayoritas Budha Myanmar. Pemerintah Myanmar sendiri menolak mengakui komunitas Rohingya sebagai warga negaranya.
(mas)