Indonesia Investigasi Suap Australia pada Penyelundup Manusia
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Indonesia melakukan investigasi atas laporan suap yang dilakukan pejabat Australia kepada para penyelundup manusia. Para penyelundup manusia itu disebut telah dibayar pejabat Australia agar membawa para pencari suaka atau "manusia perahu" ke wilayah Indonesia.
Hal itu disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Arrmanatha Nassir, Kamis (11/6/2015). Para penyelundup manusia yang disuap pejabat Australia itu adalah kapten dan para awak kapal pembawa para pencari suaka yang rata-rata berasal dari Bangladesh.
Seperti diberitakan Sindonews.com, Rabu kemarin, kapten kapal pembawa puluhan pencari suaka mengaku dibayar sebesar USD5 ribu. Kapten kapal itu memberikan pengakuannya kepada seorang kepala polisi di Pulau Rote.
"Saat ini setelah konfirmasi dengan pihak keamanan yang ada di Kupang, kami dapat mengkonfirmasi bahwa kapten kapal dan beberapa kru kapal saat ini sedang ditahan dan diinvestigasi atas tuduhan yang bersangkutan terlibat smuggling (penyelundupan manusia) dan apakah benar yang bersangkutan menerima uang dari Australia untuk mendorong kapalnya kembali di Indonesia,” kata Arrmanatha.
“Informasi awal yang kami terima, bahwa hal itu sesuai dengan apa yang terjadi dan seperti apa yang disampaian pelaku kepada investigator,” ujar diplomat Indonesia yang akrab disapa Tata itu.
Tata mengaku cukup terkejut ketika pertama kali mendapatkan informasi terebut. Menurutnya, jika kasus itu benar, maka hal ini sangat mengkhawatirkan. (Baca juga: Licik, Australia Bayar Penyelundup Manusia untuk ke Indonesia)
"Ini prosesnya sedang dalam investigsi, kita cukup kaget, ini very questioning. Apabila benar, pemerintah, otoritas Australia memberi uang ke penyelundup, maka ini memancing pertanyaan," katanya.
Ditanya apakah Indonesia sudah atau akan melakukan kontak dengan Pemerintah Australia terkait laporan itu, Tata beujar, semuanya tergantung pada hasil inivestigasi yang saat ini berlangsung di Rote.
Hal itu disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Arrmanatha Nassir, Kamis (11/6/2015). Para penyelundup manusia yang disuap pejabat Australia itu adalah kapten dan para awak kapal pembawa para pencari suaka yang rata-rata berasal dari Bangladesh.
Seperti diberitakan Sindonews.com, Rabu kemarin, kapten kapal pembawa puluhan pencari suaka mengaku dibayar sebesar USD5 ribu. Kapten kapal itu memberikan pengakuannya kepada seorang kepala polisi di Pulau Rote.
"Saat ini setelah konfirmasi dengan pihak keamanan yang ada di Kupang, kami dapat mengkonfirmasi bahwa kapten kapal dan beberapa kru kapal saat ini sedang ditahan dan diinvestigasi atas tuduhan yang bersangkutan terlibat smuggling (penyelundupan manusia) dan apakah benar yang bersangkutan menerima uang dari Australia untuk mendorong kapalnya kembali di Indonesia,” kata Arrmanatha.
“Informasi awal yang kami terima, bahwa hal itu sesuai dengan apa yang terjadi dan seperti apa yang disampaian pelaku kepada investigator,” ujar diplomat Indonesia yang akrab disapa Tata itu.
Tata mengaku cukup terkejut ketika pertama kali mendapatkan informasi terebut. Menurutnya, jika kasus itu benar, maka hal ini sangat mengkhawatirkan. (Baca juga: Licik, Australia Bayar Penyelundup Manusia untuk ke Indonesia)
"Ini prosesnya sedang dalam investigsi, kita cukup kaget, ini very questioning. Apabila benar, pemerintah, otoritas Australia memberi uang ke penyelundup, maka ini memancing pertanyaan," katanya.
Ditanya apakah Indonesia sudah atau akan melakukan kontak dengan Pemerintah Australia terkait laporan itu, Tata beujar, semuanya tergantung pada hasil inivestigasi yang saat ini berlangsung di Rote.
(esn)